Film-film Anti-Mainstream yang Perlu Ditonton
https://www.naviri.org/2017/12/film-anti-mainstream.html
Naviri.Org - Hollywood banyak menghasilkan film populer, yang kemudian disebut film mainstream. Film-film mainstream biasanya menjadi film yang ditonton banyak orang, karena memang populer, dan karena film itu memang menghibur. Misalnya film seri Transformer, atau seri The Avenger, dan semacamnya. Sebagai hiburan, film-film itu tentu sangat menghibur. Ditunjang biaya pembuatan yang sangat besar, serta promosi gila-gilaan, film-film itu pun menarik banyak orang.
Namun, di luar itu, ada pula film-film bagus, namun kurang dikenal. Biasanya, film-film anti-mainstream semacam itu adalah film-film yang mengangkat tema-tema berat, sehingga penonton perlu berpikir selama menyaksikan jalan ceritanya.
Sebagian orang mungkin kurang tertarik dengan film-film anti-mainstream, khususnya para penonton film yang memang murni ingin mendapat hiburan. Namun, jika Anda ingin mendapat tontonan yang tidak hanya menghibur tapi juga menyampaikan “sesuatu”, Anda perlu menonton film-film anti-mainstream berikut ini.
OLDBOY (2003)
IMDB: 8,4 / Rotten Tomatoes: 80%
Film dari sutradara Park Chan Wook ini mengambil dari kisah komik Jepang dengan judul yang sama, karangan Garon Tsuchiya & Nobuaki Minegishi, tetapi di-remake ke film Korea dan sukses besar. Banyak penghargaan yang diraih, dan yang tertinggi menang dalam Festival Film Cannes dalam kategori Grand Prix.
Bisa dibilang, film ini untuk penonton yang usianya sudah dewasa, karena alur dan intrik cerita sangat sensitif, dan ada beberapa adegan seksualnya. Tetapi adegan tersebut bagian dari film, dan kalau dihilangkan malah alur ceritanya tidak jalan. Dan pastinya banyak pelajaran yang bisa diambil dari film ini.
Film ini berkisah tentang Oh Dae Su (tokoh utama) pada sekitar tahun 1988. Dia diculik pada saat ulang tahun anaknya. Tidak main-main, dia ditahan 15 tahun tanpa alasan jelas di sebuah penjara yang tidak jelas pula keberadaannya, dibebaskan dengan telepon genggam, baju mahal dan uang. Setelah bebas, dia berniat mencari siapa orang di balik semuanya itu. Tetapi, semakin dalam dia mencari, semakin dalam pula dia terjerumus dalam permainan orang tersebut. Dan rahasia besar serta balas dendam pun berbuah menjadi malapetaka.
Gone Girl (2014)
IMDB: 8,1 / Rotten Tomatoes: 87%
Gone Girl diangkat dari sebuah novel berjudul sama, karangan Gillian Flynn, dan sukses dibuat dalam bentuk film. Diperankan oleh Ben Affleck dan Rosemud Pike sebagai tokoh utama. Film ini cocok bagi yang masih jomblo, pacaran, atau sudah menikah. Bakal banyak sekali pelajaran yang bisa diambil, terutama tentang pernikahan. Inti film ini adalah jangan pernah main-main dalam sebuah hubungan pernikahan.
Berkisah tentang sepasang suami istri yang sudah 5 tahun menikah dan belum dikaruniai anak. Nick Dunne (Ben Affleck) menemukan rumahnya di Missouri dalam keadaan kosong dan sang istri cantik, Amy Elliot-Dunne (Rosemund Pike), menghilang tanpa jejak, tepat pada hari ulang tahun pernikahan mereka.
Amy merupakan pengarang buku anak-anak Amazing Amy, sehingga hilangnya dia menjadi berita besar. Anehnya, bukti-bukti yang ditemukan semua mengarah kepada Nick. Nick harus mengerahkan segala upaya untuk lepas dari hukuman penjara dan kejaran media massa. Satu-satunya cara adalah menyelami isi kepala istrinya yang rumit dan perfeksionis.
Incendies (2010)
IMDB: 8,2 / Rotten Tomatoes: 93%
Incendies adalah film drama misteri asal Kanada, tetapi film ini menggunakan bahasa Perancis dan Arab. Film ini sukses meraih banyak penghargaan seperti Festival Film Toronto, Genie Award, dan masih banyak lagi. Bahkan Incendies masuk finalis Film Bahasa Asing Terbaik di Piala Oscar.
Film ini mengisahkan banyak sekali intrik dan masalah yang dihadapi. Menceritakan tentang Nawal Marwan (Lubna Azabal) melalui notarisnya, Jean Lebel (Réemy Girard), menyampaikan permintaan terakhirnya pada anak kembarnya, Jeanne (Mélisa Désormeaus-Poulin) dan Simon (Maxim Gaudette), agar menemukan ayah dan saudaranya yang lain di negara tempat kelahirannya.
Ibunya adalah seorang penganut Kristen Timur Tengah, dan ternyata memiliki hubungan terlarang dengan pemuda Muslim bernama Wahab. Dari situlah mulai terkuak satu demi satu rahasia di balik surat tersebut.
Film ini tidak hanya menceritakan kisah saudara kembar yang mencari ayah dan saudaranya, tetapi juga pesan moral yang begitu besar. Karena diceritakan dalam film ini ada perang saudara antara militan Kristen dan militan Muslim, perang itu juga salah satu unsur dari cerita tersebut. Film ini layak untuk ditonton, karena kalau dipikir-pikir hampir mirip-mirip dengan negara kita.
The Act of Killing/JAGAL (2012)
IMDB: 8,2 / Rotten Tomatoes: 93%
Yang ini film dari negara kita, Indonesia. Film karya Joshua Oppenheimer ini adalah film dokumenter pembantaian 1965 di Medan terhadap siapa saja yang dituduh “PKI”, sementara sudut pandang penceritaannya dari sudut pandang pelaku pembunuhan yang berfokus pada diri seorang preman senior Medan, Anwar Congo.
Sebenernya, tokohnya bukan cuma dia, ada banyak. Dan tokoh-tokohnya adalah para algojo yang membunuh orang yang diduga simpatisan PKI. Dengan bangga mereka memerankan adegan ulang bagaimana cara membunuh, menguliti, menyiksa, dan lain-lain.
Film ini banyak meraih sukses, memenangkan 41 penghargaan dalam 65 nominasi. Bahkan masuk kategori Film Dokumenter Terbaik Piala Oscar. Film ini benar-benar mengangkatkan sisi lain dari sejarah yang "sering digembar-gemborkan", dan Jagal menceritakan bagaimana seorang pembantai dan pembunuh yang tidak tahu orang itu salah atau tidak bisa bangga mengisahkan laku membunuh entah berapa manusia, serta alasan apa yang mereka pakai, sehingga menganggap diri mereka pahlawan.
The Look of Silenced/SENYAP (2014)
IMDB: 8,3 / Rotten Tomatoes: 96%
The Look of Silenced atau SENYAP adalah lanjutan kisah film sebelumnya, yaitu The Act of Killing/JAGAL (2012) dengan sutradara yang sama, Joshua Oppenheimer. Masih film dokumenter pembantaian 1965 tetapi mengangkat sisi lain, yaitu keluraga korban pembunuhan saat itu. Tokoh utama dalam film Senyap adalah Adi Rukun, kakak Ramli yang merupakan korban pembantaian tahun 1965. Ramli adalah salah satu korban yang disebutkan dalam film JAGAL.
Dalam film ini, dan sampai sekarang, belum ada bukti 100% Ramli adalah simpatisan PKI, hanya dituduh sebagai simpatisan PKI. Adi Rukun akhirnya dipertemukan dengan para pembunuh kakaknya satu per satu, dan dia hanya ingin mereka meminta maaf atas perbuatan mereka, agar tidak ada lagi dendam antara dia dan keluarganya terhadap para pelaku pembunuhan.
Di film ini juga dikisahkan seorang teman Ramli yang berhasil selamat, dan masih hidup sampai sekarang. Dia menceritakan bagaimana dia ditangkap, disiksa, padahal dia bukan simpatisan PKI. Yang mengerikan adalah dia bilang mayat-mayat orang yang dibunuh dibuang di sungai, dan sungainya berubah menjadi merah serta menjadi kolam mayat.
Film ini sukses menggondol 70 penghargaan, lebih banyak dari film sebelumnya, yaitu JAGAL (2012).
SPOTLIGHT (2015)
IMDB: 8,1 / Rotten Tomatoes: 97%
Yang ini lebih sensitif lagi, karena sangat kental intrik agama. Spotlight adalah film biografi kriminal asal Amerika Serikat, yang tayang pada 2015. Film ini mendapat penghargaan Film Terbaik Piala Oscar. Film ini berfokus pada Tim Spotlight bentukan The Boston Globe. Tim ini mengkhususkan diri dalam menginvestigasi kasus-kasus besar.
Kasus yang diangkat adalah kasus pastur-pastur dari gereja Katolik yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur, tetapi pastur-pastur tersebut tidak mendapat hukuman dan masih aktif di gereja, atau pun jika mendapat hukuman hanya sebatas formalitas.
Bahkan diceritakan, Gereja memberi 20.000 USD untuk uang damai dengan keluarga korban. Parahnya lagi, editor baru koran The Boston Globe adalah seorang yang beragama Yahudi. Gereja mengira ini adalah untuk menjatuhkan agama satu sama lain. Tim Spotlight dikejar oleh waktu untuk mengungkap kasus ini ke khalayak umum, namun saat menelusuri kasus ini ada rahasia-rahasia mengerikan dari sisi korban maupun Gereja.
SILENCED (2011)
IMDB: 8
Korea Selatan tak selamanya hanya K-Pop atau drama dan film yang melow. Sebenarnya banyak film bagus seperti SILENCED atau “Do-Ga-Ni” dalam bahasa Korea. Film ini diadapatasi dari kisah nyata dalam novel, tentang kasus yang terjadi pada sekolah tunarungu pada tahun 2005 di Korea Selatan.
Hampir sama seperti SPOTLIGHT, pada film SILENCED yang melakukan pelecehan seksual adalah para guru, dan bahkan kepala sekolahnya. Film ini memadukan antara unsur agama dan politik.
Diceritakan, Kang In Ho adalah guru seni yang mengerti bahasa isyarat, dan mendapat tawaran untuk mengajar di sekolah tersebut, dan dia menerimanya. Awalnya, Kang In Ho menduga sekolah tersebut memiliki hal baik seperti reputasi baik yang selama ini ia mengerti.
Namun kenyataan yang sebenarnya jauh dari harapan Kang In Ho. Karena ternyata banyak siswa di sekolah tersebut yang mengalami trauma berat akibat pelecehan dan kekerasan seksual. Hal tersebut yang kemudian membuat Kang In Ho berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sekolah tersebut.
The Girl With The Dragon Tatto (2011)
IMDB: 7,8 / Rotten Tomatoes: 86%
Film yang memadukan politik, uang, agama, cinta, dan masih banyak yang lain, salah satunya adalah The Girl With The Dragon Tatto. Diangkat dari novel mega bestseller karya Steig Larsson tahun 2003, sebenarnya sudah pernah dibuat film tahun 2009 (dengan bahasa Swedia), namun David Fincher me-remake ulang dan sukses mendulang untung dan penghargaan.
Menceritakan kasus pembunuhan tanpa mayat Harriet Vanger. Keluarga Vanger adalah keluarga kaya dan terpandang seantero Swedia. Tetapi adanya kejadian tersebut membuat Henrik Vanger, selaku CEO perusahaan, bersedih hati karena sudah menganggap Harriet seperti anaknya sendiri.
Empat puluh tahun sudah berlalu, tetapi tidak ada titik terang di mana mayat Harriet hilang. Henrik lalu menawari Mikael Blomkvist, seorang wartawan yang terjerat kasus pencemaran nama baik, untuk memecahkan kasus ini. Awalnya, dia tidak mau. Tetapi, karena dihukum semua tabungannya diambil untuk ganti rugi, akhirnya dia menerima.
Mikael bekerja sama dengan Lisbeth Salander, seorang hacker antisosial yang mempunyai tato naga di punggungnya. Semula, kasus yang ditangani Mikael Blomkvist terlihat sederhana. Namun, seiring waktu, masalah jadi semakin rumit. Keluarga Vanger ternyata menyimpan banyak misteri. Meski sudah dibantu oleh Lisbeth, namun tetap saja penyelidikan tak mudah dilakukan. Ada bagian kelam dalam keluarga Vanger yang sepertinya tak bisa begitu saja diungkap.