Dampak Buruk Memanaskan Mesin Sepeda Motor
https://www.naviri.org/2017/12/dampak-buruk-memanaskan-mesin-motor.html
Naviri.Org - Sesuatu yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh banyak orang, kadang tidak terjamin baik atau benar. Misalnya kebiasaan memanaskan mesin sepeda motor. Anda tentu sudah biasa melihat orang—misalnya tetangga Anda—yang selalu memanaskan mesin sepeda motornya pagi hari, sambil menggeber-geber gas hingga suara motornya sampai terdengar orang-orang di sekeliling.
Kebiasaan semacam itu telah dilakukan banyak orang sejak bertahun-tahun lalu, dan bisa jadi Anda juga melakukannya. Namun, seperti yang disebut tadi, kebiasaan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun tidak terjamin benar, meski banyak orang yang melakukan.
Di masa lalu, sepeda motor memang perlu dipanaskan mesinnya. Orang-orang biasa memanaskan mesin sepeda motor pada pagi hari, karena biasanya digunakan untuk berangkat kerja. Kebiasaan itu memang relevan untuk dilakukan di masa lalu, ketika sepeda motor belum canggih seperti sekarang. Namun, kebiasaan memanaskan mesin sambil menggeber-geber gas motor justru menimbulkan dampak buruk.
Saat ini, perkembangan teknologi sepeda motor sudah maju, dan tidak mengharuskan sepeda motor dipanaskan dalam waktu lama di pagi hari. Apalagi jika sepeda motor yang Anda gunakan adalah motor model injeksi.
Sektor mesin adalah salah satu bagian yang mendapat sentuhan teknologi terbaru dari perkembangan sepeda motor, demi mengejar efisiensi bahan bakar. Positifnya, mesin dengan teknologi Fuel Injection (FI/injeksi), sudah tidak lagi perlu dipanaskan layaknya motor dengan sistem karburator.
Hal tersebut dijelaskan oleh Sarwono Edi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM). Menurut Edi, kebutuhan bahan bakar untuk mesin dengan sistem injeksi sudah diatur oleh Engine Control Module (ECM), jadi tak perlu menarik handel gas ketika dipanasi.
”Cukup panaskan 30 detik dan maksimal 1 menit dan biarkan stasioner. Oli sudah dapat bersirkulasi dengan baik pada putaran mesin stasioner. Tidak perlu digeber-geber karena akan sia-sia,” ujar Edi.
Pemborosan
Edi melanjutkan, bila sering atau terlalu lama memanaskan mesin, maka efek buruknya tentu saja pemborosan bahan bakar. ”Terlalu lama memanaskan mesin, maka bensin terbuang begitu saja. Lebih baik bensin digunakan untuk berkendara di jalan."
Kemungkinan lainnya, tambah Edi, adalah komponen seperti knalpot akan mengalami panas berlebihan. Ini berpotensi bisa merusak cat knalpot tersebut.
Sekalipun tidak dipanaskan, mesin dengan teknologi injeksi juga sudah siap dibawa berkendara. Kecil kemungkinan akan ada gejala mesin tersendat (brebet) karena kurang panas, seperti yang sering dialami sepeda motor dengan karburator.
Buktinya adalah tidak adanya tuas choke di mesin injeksi. Pada mesin karburator, choke digunakan untuk membantu ketika mesin sulit dihidupkan. Edi menjelaskan, sepeda motor fuel injection tidak memerlukan choke, karena sudah mempunyai sensor yang mendeteksi suhu mesin.
Baca juga: Kini, Meminjamkan Kendaraan Perlu Lebih Hati-hati