Terkuaknya Program Rahasia AS dan Pencarian UFO
https://www.naviri.org/2017/12/UFO.html
Naviri.Org - Selama ini, kabar atau pengetahuan terkait UFO (Unidentified Flying Objects) masih simpang siur. Sebagian orang mempercayai UFO benar-benar ada, sementara sebagian yang lain menganggap UFO hanya isapan jempol alias tidak pernah ada. Terkait hal itu, sebagian orang bahkan percaya kalau pemerintah Amerika Serikat selama ini menyembunyikan keberadaan UFO.
Tentu saja pemerintah AS menyangkal hal itu, dan mereka tidak pernah menunjukkan kalau mereka tertarik pada UFO. Nyatanya, selama ini, kita belum pernah mendengar kalau pemerintah Amerika memiliki program khusus terkait UFO. Namun, belakangan terkuak bahwa ternyata Pentagon, Departemen Pertahanan Amerika, pernah memiliki program rahasia terkait pencarian UFO.
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan The New York Times dan POLITICO pada Sabtu (16/12/2017) lalu, Pentagon diam-diam menjalankan program untuk menyelidiki keberadaan makhluk luar angkasa, atau dalam hal ini kerap disebut UFO (Unidentified Flying Objects).
Program bernama The Advanced Aerospace Threat Identification Programme (AATIP) diinisiasi oleh senator Partai Demokrat sekaligus ketua Senat, Harry Reid, dengan dukungan senator Hawaii, Daniel Inouye, dan senator Alaska, Ted Stevens.
Pentagon mulanya menampik dan menegaskan bahwa AATIP merupakan bagian dari Defense Intelligence Agency. Kendati demikian, pejabat Pentagon akhirnya mengakui bahwa program AATIP memang pernah dijalankan.
AATIP diluncurkan pertama kali pada 2008 serta menghabiskan anggaran sebanyak lebih dari $20 juta yang dibelanjakan untuk pengelolaan program, penelitian, dan assessment terhadap ancaman yang potensial ditimbulkan oleh UFO. Kepala programnya ialah pejabat intelijen militer, Luis Elizondo.
Dalam pelaksanaannya, Pentagon menunjuk perusahaan teknologi ruang angkasa, Bigelow Aerospace milik Bob Bigelow, pengusaha dan rekan Reid yang juga berasal dari Nevada, guna menindaklanjuti keberlanjutan program.
Bigelow dikenal sebagai sosok yang meyakini eksistensi UFO. Pada Mei lalu di stasiun televisi CBS, Bigelow mengatakan “benar-benar yakin” bahwa UFO eksis dan telah mengunjungi bumi. Bigelow bahkan membeli Skinwalker Ranch yang selama ini dimitoskan sebagai tempat aktivitas UFO.
“Kami adalah negara terbelakang di dunia dalam [menyikapi] masalah ini,” kata Bigelow dalam sebuah wawancara. “Ilmuwan kita takut dikucilkan dan media juga takut dengan hal yang sama.”
Lingkup kerja AATIP meliputi pengumpulan rekaman video dan audio terkait insiden-insiden UFO. Contohnya yang terjadi pada 2004 di San Diego, tatkala pilot pesawat Navy F/A-18 Super Hornet melihat cahaya dengan laju kecepatan tinggi yang bergerak berputar. Contoh lainnya adalah wawancara dengan pihak yang pernah "bertemu" UFO, dan penyimpanan barang-barang seperti logam yang dianggap berasal dari "fenomena angkasa".
Akan tetapi, program AATIP tidak berlangsung lama. Pada 2012 Pentagon menghentikan pendanaan dan menutup AATIP.
“Program AATIP berakhir pada rentang waktu 2012,” ungkap juru bicara Pentagon, Tom Crosson, kepada CNN. “Sudah ditentukan terdapat isu prioritas lain yang lebih layak untuk diberi pendanaan.”
Walaupun sudah dinyatakan tamat, beberapa pejabat pertahanan mengatakan bahwa dalam lima tahun terakhir mereka masih mengusut fenomena angkasa atau objek-objek lain yang mencurigakan.
Kepada The New York Times, Luis Elizondo, seorang pejabat intelijen militer, menyatakan bahwa sampai bulan Oktober lalu ia masih bekerja bersama dengan para pejabat Angkatan Laut dan CIA di Pentagon untuk menyelidiki UFO. Elizondo mengundurkan diri dari pekerjaannya di Pentagon pada 4 Oktober, karena menganggap pemerintah tidak serius mengurusi program UFO tersebut.
Program UFO: Kepentingan sains atau pemborosan?
Terkuaknya dokumen program penyelidikan UFO yang dilakukan Pentagon menyisakan polemik. Ada yang mencibir, ada pula yang mencoba memahami tujuan pemerintah Amerika Serikat atas nama “pengembangan ilmu pengetahuan.”
Sara Seager, astrofisikawan dari Massasuchets Institute Technology, berpendapat, tidak diketahuinya asal usul suatu objek bukan berarti objek bersangkutan berasal dari planet atau galaksi tertentu. “Ketika orang mengaku menjumpai fenomena yang benar-benar tidak biasa, terkadang perlu diselidiki secara serius,” jelasnya. “Apa tidak dipahami banyak orang tentang sains adalah bahwa ada banyak fenomena yang tak terjelaskan.”
Di lain sisi, Ryan Alexander dari Taxpayers for Common Sense mengungkapkan hal berbeda. Ia merasa kecewa dengan adanya program UFO, karena dianggap sebagai bentuk pemborosan keuangan negara. “Sungguh gila ketika pemerintah menghabiskan $22 juta untuk meneliti UFO,” terangnya.
“Pilot akan selalu melihat hal-hal yang tidak akan dapat mereka identifikasi—dan mungkin kita harus melihat ke dalamnya. Tapi mengidentifikasi benda-benda itu sebagai UFO, lebih-lebih lagi menargetkan UFO untuk diteliti, semestinya bukan prioritas keamanan nasional kita,” tambahnya.
Di tengah pro dan kontra, Reid selaku pencetus program UFO mengatakan dirinya tetap bangga dengan capaian program tersebut.
Baca juga: Keluar dari Band, Demi Mencari dan Menemukan Alien