Polemik Pornografi, dari Line Sampai WhatsApp
https://www.naviri.org/2017/11/pornografi-line-whatsapp.html
Naviri.Org - WhatsApp sedang menjadi sorotan, karena menyediakan gambar-gambar yang disinyalir memuat konten pornografi. Gambar-gambar itu merupakan emoticon yang sedianya sebagai pelengkap komunikasi berbasis teks di WhatsApp, namun bermuatan pornografi, dengan ilustrasi manusia, hewan, hingga kartun atau boneka. Karena itulah polemik terkait WhatsApp mengemuka, khususnya di Indonesia.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pun lalu mendesak pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta manajemen WhatsApp untuk menyelesaikan polemik konten bernuansa pornografi tersebut.
Selain itu, YLKI juga meminta orang tua untuk mewaspadai penggunaan smartphone pada anak-anaknya. Supaya tidak terpapar konten pornografi berupa emoticon yang tersedia secara bebas di aplikasi WhatsApp.
Dalam kasus ini, YLKI sudah menelusuri banyaknya aduan yang disampaikan konsumen terkait keberadaan konten bernuansa pornografi di emoticon WhatsApp.
Setelah YLKI melalukan recheck terkait hal tersebut, benar adanya konten bernuansa pornografi di emoticon WhatsAapp, baik dengan ilustrasi manusia, binatang, boneka teletubbies, kartun, dan lain-lain.
Terpisah, Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan ihwal polemik konten bernuansa pornografi ini. Saat ini, kata Rudiantara, Kementerian Kominfo sedang mengurus masalah ini dan berkomunikasi langsung dengan content provider.
Kasus emoticon bernuansa pornografi ini bukan yang pertama. Pada Februari 2016, pengguna media sosial juga ramai melaporkan Line dan WhatsApp soal emoticon yang berkonten Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Saat itu, Kementerian Kominfo menegaskan, semua media sosial wajib mengikuti ketentuan, norma, dan budaya bangsa Indonesia. Dalam kasus ini, Kementerian Kominfo akhirnya memangil manajemen Line dan WhatsApp.
Terkait kasus Line, misalnya, Kementerian Kominfo menilai stiker LGBT yang ditampilkan memang terbilang vulgar. Line Indonesia langsung bergerak cepat merespons kehebohan yang telah terjadi. Sebelum Line memfilter stiker LGBT tersebut, mereka terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada para kreator bahwa konten semacam itu tidak dapat dibuka di Indonesia.
“Kominfo memberikan apresiasi kepada pihak Line di Indonesia atas pengertian dan kebijakannya dalam menyikapi hal-hal yang berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat, khususnya kekhawatiran kaum ibu terhadap anak-anak atas adanya pengaruh negatif dari beredarnya stiker semacam LGBT tersebut,” demikian keterangan Kominfo saat itu.
Baca juga: Peran Aplikasi Ponsel Dalam Kehidupan Modern