Asal Usul Nama Ibu Kandung Menjadi Sandi Keamanan
https://www.naviri.org/2017/11/nama-ibu-kandung-menjadi-sandi-keamanan.html
Naviri.Org - Kalau suatu hari Anda perlu mengganti atau memperpanjang kartu ATM di kantor bank, petugas bank biasanya bertanya nama ibu kandung Anda. Begitu pula, saat kartu kredit Anda terblokir, lalu Anda ingin kembali mengaktifkannya, petugas bank juga akan mengajukan pertanyaan keamanan, “Siapa nama ibu kandung Anda?”
Mengapa kita ditanya siapa nama ibu kandung, untuk urusan semacam itu? Karena nama ibu kandung, sejauh ini, telah dijadikan sebagai superpassword untuk menjaga keamanan, khususnya keamanan yang terkait data semisal perbankan.
Penggunaan nama ibu kandung sebagai sandi keamanan perbankan sudah terlacak sejak 1882. Ia digunakan karena dimiliki semua orang dan tidak mungkin dilupakan. Kenapa tidak ayah? Karena, sebagian orang tidak punya ayah, atau tidak mengenal siapa ayahnya.
Patriarki juga membudayakan perempuan-perempuan di negara atau budaya tertentu mengganti namanya ketika sudah menikah. Paling banyak yang mengganti nama belakang mereka sesuai nama belakang suami. Sehingga sejumlah bank di luar negeri lebih spesifik menggunakan nama "gadis" ibu kandung sebagai sandi keamanannya. Asumsinya, hal itu membuat nama gadis ibu kandung menjadi salah satu hal yang tak mudah diketahui orang banyak, kecuali keluarga sendiri.
Namun, Konsultan Keuangan dan Kolomnis NerdWallet, Liz Weston, menyangsikan relevansi kerahasiaan nama gadis ibu kandung.
“Nama gadis ibu kandungmu mungkin sudah bukan rahasia lagi,” tulis Weston. “Kau tak harus jadi hacker (peretas) atau perlu sangat gigih untuk tahu beberapa jawaban pertanyaan keamanan (seseorang). (Di zaman ini) banyak orang mengunggah informasi diri seperti tanggal lahir dan nama binatang peliharaannya di Facebook. Mereka (bahkan) mungkin terhubung dengan anggota keluarga, termasuk ibunya,” tambah Weston.
Selain itu, permintaan menuliskan nama ibu sebagai jawaban pertanyaan keamanan kini bukan hanya dilakukan oleh institusi perbankan. Banyak situs atau aplikasi tertentu yang mewajibkan kita meregistrasikan diri juga memuat kolom “nama ibu kandung”. Artinya, data tersebut sudah tidak lagi jadi ranah privasi, melainkan milik kolektif. Dan bukan rahasia namanya jika ia diketahui lebih dari satu orang.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, nama ibu kandung bukan lagi satu-satunya cara untuk memperkokoh lapisan keamanan rekening nasabah. Salah satunya dengan menggunakan sistem keamanan berbasis foto, atau validasi menggunakan nomor handphone.
Dikritik feminis
Riwayat penggunaan ibu kandung sebagai sandi keamanan dikritik oleh feminis—orang-orang yang percaya bahwa semua manusia terlahir setara, dan sikap feminin tidak lebih rendah daripada maskulinitas. Ia dinilai sebagai hasil budaya patriarki. Salah satu kritik datang dari David March, mantan editor The Guardian.
Menurut David, pertanyaan "nama gadis ibu kandung" sudah tak lagi relevan di masa sekarang. “Hari ini kadang anak mengambil nama belakang ibu, atau menggabungkannya,” ungkap David.
Ia juga mencontohkan nama putranya. “Nama keluarga anak bungsu saya mengandung nama keluarga ibunya, diikuti nama keluarga saya. Kalau bank tanya ‘nama gadis ibu kandung’-nya, jawabannya bakal separuh nama belakangnya. Yang tentu tidak terdengar sangat aman untuk saya,” tambah David.
Baca juga: Kemampuan Robot Makin Mendekati Kecerdasan Manusia