Kemampuan Robot Makin Mendekati Kecerdasan Manusia
https://www.naviri.org/2017/11/kemampuan-robot.html
Naviri.Org - Perkembangan teknologi memang gila-gilaan, bahkan menakjubkan, untuk tidak menyebut menakutkan. Robot-robot, yang dilengkapi kecerdasan buatan, kini telah memiliki kemampuan yang makin mendekati kecerdasan manusia, khususnya dalam menembus perisai keamanan internet. Terakhir, robot dan kecerdasan buatan diketahui telah mampu menembus kode Captcha. Di dunia keamanan internet, ini bisa dianggap kabar buruk.
Completely Automated Public Turing Test atau yang lebih dikenal dengan istilah "Captcha" adalah sistem pengaman yang bertujuan menangkal serangan cyber oleh program komputer (bot) otomatis, seperti untuk mencegah spamming.
Captcha berupa teka-teki yang hanya bisa dipecahkan oleh manusia. Bentuknya bisa bermacam-macam seperti gambar atau suara. Biasanya hanya manusia yang bisa memecahkan Captcha sehingga bisa dibedakan dari bot, tapi kini tidak lagi.
Sebuah perusahaan teknologi asal California, bernama Vicarious, telah mengembangkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) yang mampu menembus teka-teki Captcha dengan computer vision (pengenalan obyek oleh komputer). Dengan kata lain, program robot ini mampu menyaru sebagai manusia.
"Seiring dengan peningkatan computer vision, sistem Captcha tradisional berbasis teks tak lagi menawarkan perlindungan seperti dulu," ujar Miguel Lazaro Gredilla dari Vicarious.
AI besutan Vicarious mampu memecahkan Captcha dengan meniru cara kerja otak manusia dalam hal mengenali obyek, bahkan yang bentuknya terdistorsi atau terhalang benda lain.
Alih-alih mengandalkan neural network yang butuh sumber daya besar dan banyak "pelatihan" berupa gambar-gambar untuk mengajari komputer cara mengenali obyek, untuk AI bikinannya, Vicarious menerapkan teknik pengenalan berbasis "contour continuity" alias melihat pinggiran obyek untuk mengenali obyek dimaksud.
Cara kerja yang mirip otak manusia ini ternyata lebih efektif dan efisien dibanding neural network dalam hal mengenali teka-teki Captcha, di samping lebih hemat daya pemrosesan.
"Sistem AI modern seperti IBM Watson dan deep neural network biasanya mengandalkan daya komputasi besar yang terhubung ke basis data besar pula," sebut pendiri Vicarious, Scott Phoenix, dalam sebuah statement. "Ini adalah pertama kalinya (AI bisa meniru) penalaran persepsi manusia, lalu penggunaan sumber daya dan basis datanya relatif kecil."
Vicarious sebenarnya sudah mengembangkan AI tersebut sejak 2013, namun baru belakangan saja mempublikasikannya. Waktu itu, AI Vicarious sanggup menembus Captcha yang digunakan oleh Google, PayPal, Yahoo, dan Captcha.com dengan tingkat akurasi 90 persen.
Berbagai layanan online tersebut kini sudah memperbarui sistem Captcha masing-masing, namun AI Vicarious masih mampu menembusnya dengan tingkat akurasi di kisaran 60 persen.
Peneliti keamanan Trend Micro Europe, Simon Edwards, mengatakan AI besutan Vicarious akan berimplikasi besar terhadap keamanan Captcha.
"Sekarang mungkin belum ada serangan terhadap Captcha. Namun, dalam tiga atau empat bulan, apa pun yang dikerjakan oleh peneliti (Vicarious) akan menjadi mainstream, jadi Captcha tinggal menghitung hari," kata Edwards.
Baca juga: Di Masa Depan, Robot Bisa Berjalan dan Punya Anak