Justice League, Bersatunya Superhero DC Comics
https://www.naviri.org/2017/11/justice-league.html
Naviri.Org - Apa jadinya jika para pahlawan super atau superhero disatukan atau digabungkan? Ide itulah yang melahirkan film dahsyat Justice League. Ide sebelumnya juga pernah digunakan dalam film The Avengers. Jika Justice League menyatukan para superhero DC Comics, The Avengers menyatukan para superhero Marvel.
Perjalanan kisah terkait Justice League juga bisa dibilang mirip dengan perjalanan kisah terkait The Avengers. Mula-mula, masing-masing superhero diperkenalkan dalam film-film tersendiri, lalu mereka digabungkan dalam satu film, meski seiring itu mereka masih ditampilkan dalam film lain yang juga menjalani kisahnya sendiri.
Terkait Justice League, mula-mula kita diperkenalkan dengan sosok Superman, yang berjuang sendirian melawan Jenderal Zod dan pasukannya yang ingin menguasai bumi. Setelah itu, Superman dipertemukan dengan Batman, melalui film Batman v Superman. Dalam film tersebut juga muncul sosok superhero lain, yaitu Wonder Woman. Setelah sosok Wonder Woman diperkenalkan dalam film Batman v Superman, ia lalu dibuatkan film sendiri, yang menjelaskan kisah dan asal usulnya.
Kini, setelah menghadirkan Wonder Woman, DC Comics mempersembahkan Justice League. Seperti tagline yang terpampang di posternya, "You cant save the world alone," film yang akan tayang pada 17 November di bioskop itu memuat kisah mengenai kumpulan pahlawan super DC Comics.
Cerita yang disajikan dalam Justice League merupakan kelanjutan dari apa yang terjadi pada film terdahulunya, Batman v Superman: Dawn of Justice. Alhasil, tak ada salahnya mencari tahu mengenai film yang tayang pada 2016 itu—jika belum menontonnya—sebelum menyaksikan Justice League.
Justice League dimulai dengan perjuangan Bruce Wayne/Batman (Ben Affleck) dan Diana Prince/Wonder Woman (Gal Gadot) mengumpulkan sejumlah pahlawan super demi menyelamatkan bumi. Saat itu, keadaan cukup genting tatkala musuh mereka, Steppenwolf, bersama para pasukannya, berupaya merebut Mother boxes untuk menguasai dunia.
Upaya Wayne dan Prince menyatukan para pahlawan super membutuhkan waktu yang cukup lama pada awal film. Hal ini barangkali akan membuat Anda bosan lantaran tak sabar menanti aksi mereka dalam sebuah tim.
Wayne dan Prince kemudian sukses menjadikan Barry Allen alias The Flash (Ezra Miller), Arthur Curry sang Aquaman (Jason Momoa), dan Victor Stone alias Cyborg (Ray Fisher) sebagai rekan tim mereka. Dengan kekuatan khas masing-masing, mereka pun berupaya keras melawan Steppenwolf.
Berbeda dengan karakter lainnya yang terkesan cool, Allen alias the Flash justru sebaliknya. Pahlawan super satu ini tampil dengan kekonyolannya yang dijamin akan membuat Anda terpingkal-pingkal.
Yang jelas, Anda tak hanya akan dibuat terpesona oleh dahsyat dan hebatnya para pahlawan super tersebut. Karakter masing-masing tokoh pun amat berpengaruh dalam menjadikan Justice League sebuah tontonan yang sayang untuk dilewatkan.
Pertempuran darat menjadi hal yang biasa pada film superhero. Menariknya, dalam Justice League ditampilkan suatu adegan pertempuran yang berbeda dari biasanya. Pertempuran yang demikian juga menjadi hal baru yang belum pernah ada pada film produksi DC Comics sebelumnya.
Selain dibintangi oleh para aktris dan aktor ternama, Justice League didukung pula oleh efek visual yang megah. Film Justice League tak hanya dihadirkan dalam versi 2D, melainkan juga 3D. Jika ingin memaksimalkan keseruan menonton, Anda harus menjajal versi 3D film tersebut.
Baca juga: Polemik Adegan Sensual Batman dan Wonder Woman