Asal Usul Jugun Ianfu Dalam Sejarah Perang Dunia
https://www.naviri.org/2017/10/jugun-ianfu.html
Naviri.Org - Jugun Ianfu adalah istilah Jepang untuk menyebut wanita-wanita yang menjadi penghibur atau pemuas nafsu syahwat tentara Jepang, semasa Perang Dunia berlangsung. Bagaimana sebenarnya asal usul Jugun Ianfu, dan mengapa pemerintah Jepang sampai mengurus hal semacam itu (menyediakan wanita penghibur untuk para tentara yang bertempur di medan perang)?
Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu, kita harus menengok peristiwa yang terjadi selama Perang Dunia berlangsung, khususnya ketika tentara Jepang melakukan pembantaian di wilayah Cina.
Pada masa itu, ketika perang dunia meletus, prajurit Jepang membunuhi orang-orang Cina tanpa membedakan kelompok dari sipil atau militer. Pembunuhan keji yang dilakukan tanpa strategi itu mengakibatkan banyak prajurit Jepang rusak mentalnya, dan menjadi gila. Selain itu, para prajurit Jepang bukan hanya melakukan pembunuhan masal, mereka juga melakukan perkosaan secara brutal pada perempuan Cina yang terlihat di jalan-jalan.
Akibatnya, sebagian besar personel militer Jepang mengalami penyakit kelamin akibat melakukan perkosaan brutal terhadap banyak perempuan. Hal itu mengakibatkan kekuatan militer Jepang di Cina melemah. Situasi itu membuat khawatir para petinggi militer di Tokyo, sehingga mengirim seorang dokter yang bernama Aso Tetsuo untuk menyelidiki penyebab melemahnya kekuatan militer di Cina.
Tak lama setelah penyelidikan berlangsung, Aso Tetsuo mengeluarkan rekomendasi untuk markas militer Jepang segera membangun fasilitas prostitusi khusus personel militer yang dikontrol langsung pihak militer. Peristiwa bersejarah ini tertuang dalam buku yang berjudul Karyubyo no Sekkyokuteki Yobaho (Positive Precautinary Measure of Sexual Disease) tahun 1939. Aso Tetsuo mengungkapkan peristiwa tersebut dalam tulisannya yang berjudul Shanghai kara Shanghai he (Shanghai to Shanghai).
Pembentukan Ianjo (rumah bordil militer Jepang) yang menyediakan jasa pelayanan seksual bagi tentara dan sipil Jepang dimulai sejak tahun 1932, setelah terjadi kekejaman luar biasa militer Jepang terhadap rakyat Cina di Shanghai. Hampir 1 dekade sebelum penggunaan istilah Jugun Ianfu meluas dan menjadi gejala umum di semua daerah yang dikuasai Jepang di Asia Pasifik menjelang berakhirnya Perang Dunia ke II.
Penguasa Jepang terpaksa harus mempertimbangkan kedisiplinan dan moral militer. Rencana pusat hiburan yang pertama kali diperkenalkan tahun 1932 di bawah pengawasan militer Jepang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tulisan tangan salah satu komandan kampanye Shanghai Letnan Jenderal Okamura Yasuji, yang mengakui dalam buku hariannya bahwa ia menjadi pembuat usulan pertama kali Ianjo untuk militer.
Baca juga: Hoax, dari Perburuan Penyihir Sampai Kebangkitan Hitler