Sejarah Boneka, dari Barbie Sampai Nikita Mirzani
https://www.naviri.org/2017/10/boneka-Nikita-Mirzani.html
Naviri.Org - Nikita Mirzani, artis terkenal Indonesia, baru-baru ini menyatakan bahwa dirinya akan membuat boneka yang menyerupai sosoknya. Boneka berwujud dirinya itu, menurut Nikita Mirzani, akan terbuat dari bahan seperti jelly, dan berukuran tak jauh dari boneka Barbie pada umumnya. “Boneka Nikita” itu rencananya akan dipasarkan melalui situs pribadi sang artis.
Karena dibuat dengan materi seperti jelly, boneka Nikita dibanderol dengan harga sekitar Rp1,5 juta. Nikita Mirzani mengatakan bahwa materi pembuat boneka tersebut membuatnya tidak mudah berubah, meski diremas.
Nikita Mirzani tentu saja bukan artis pertama yang membuat boneka serupa dengan dirinya. Jauh sebelum dunia mengenal televisi berwarna, boneka pesohor telah diperkenalkan kepada publik. Bentuknya masih berupa boneka kertas dan figur yang dicetak adalah balerina ternama, Marie Taglioni (1804-1884).
Pada 1830-an, boneka Taglioni dan kostumnya dilukis secara manual pada sisi depan dan belakang. Satu dekade berikutnya, satu set boneka kertas balerina lainnya, Fanny Elssler, dan boneka Ratu Victoria dirilis.
Menurut Katherine H. Adams dan Michael L. Keene yang menulis buku Paper Dolls: Fragile Figures, Enduring Symbols (2017), boneka kertas berikutnya yang naik daun di Amerika Serikat memotret sosok Jenny Lind, penyanyi opera yang dikenal sebagai “Swedish Nightingale”. Pada 1850, ia datang ke Negeri Paman Sam dan menggelar sejumlah konser di sana. Berkat publikasi yang baik, warga setempat menjadi tergila-gila pada sosok Lind sehingga mendongkrak penjualan boneka kertasnya.
Beranjak ke era 1920-an, di AS, Mary Pickford mencoba membuat boneka persis dirinya dari bahan porselen. Proses pembuatan boneka mirip artis ini bukan sesuatu yang mudah. Pickford diwartakan sempat nyaris kehilangan nyawa pada proses pencetakan wajahnya.
Memar di wajah Pickford akibat menahan berat material boneka membuat aktris itu terpaksa absen muncul di depan kamera selama beberapa hari. Setelah kejadian ini, boneka Pickford batal diproduksi massal. Kendati demikian, satu boneka yang telah rampung dibuat berhasil diselamatkan seorang laki-laki sehingga pada kemudian hari, boneka Pickford dapat direproduksi, tentunya dengan teknologi yang tak membahayakan nyawa si pemilik wajah yang dicetak.
Boneka artis yang terjual laris hadir satu dasawarsa setelah boneka Pickford dibuat. Adalah sosok aktris cilik Shirley Temple yang dicetak dalam versi miniatur. Sekitar tahun 1934-1938, boneka Temple buatan Ideal Novelty dan Toy Company terjual sebanyak lebih dari enam juta buah. Ellen Tsagaris, penulis A Bibliography of Doll and Toy Sources, menyatakan bahwa boneka Temple termasuk satu dari beberapa boneka artis yang paling digemari para kolektor saat ini.
Transformasi bahan pembuat boneka artis membuat boneka kertas kian ditinggalkan. Setelah porselen, boneka artis berikutnya diproduksi dengan bahan dasar polimer. Pada 1959, kekuatan dalam industri boneka bergeser seiring kehadiran Mattel yang memperkenalkan Barbie.
Delapan tahun kemudian, mereka merilis boneka supermodel Twiggy. Alasan Mattel memilih Twiggy ialah karena sang supermodel dianggap mewakili gambaran ideal remaja putri pada masa itu.
Popularitas sejumlah pemain film menjadi kendaraan bagi Mattel untuk melajukan usahanya. Produsen tersebut dengan sigap membaca animo khalayak terhadap film-film masa kini seperti Twilight, The Hunger Games, atau Divergent. Tokoh-tokoh utama kedua film dipandang begitu ikonik sehingga Mattel memutuskan membuat boneka Edward (Robert Pattinson) dan Bella (Kristen Stewart), Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Melark (Josh Hutchinson), serta Tris (Shailene Woodley).
Tidak hanya orang-orang dari dunia hiburan saja yang dijadikan model boneka. Kate Middleton dan Pangeran William, Putri Diana, Hillary Clinton, dan Michelle Obama adalah beberapa tokoh yang sempat pula dibuatkan bonekanya.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik di Balik Teletubbies