Steven Seagal, Dipuja Sekaligus Dibenci
https://www.naviri.org/2017/05/steven-seagal.html
Naviri.Org - Ada yang menarik terkait aktor Steven Seagal, yang membedakannya dengan aktor-aktor lain di Hollywood. Selain dianggap anak Alien oleh para pemujanya, Steven Seagal juga aktor yang menempati posisi unik. Orang tidak bisa mencintai dia sepenuhnya, meski juga sukar membenci sepenuhnya.
Sebagai aktor, Steven Seagal tergolong aktor produktif yang nyaris tanpa henti menghasilkan film, meski kelas B (sering tidak tayang di bioskop). Karena kemampuannya dalam aksi bela diri, sebagaimana yang ditunjukkan dalam film-filmnya, Steven Seagal pun memiliki banyak penggemar dan pemuja. Namun, meski begitu, banyak pula orang yang tidak menyukainya.
Faktor yang menjadikan banyak orang sulit menyukai Steven Seagal adalah mulut besar dan lagaknya, sebagaimana yang juga kerap ia tunjukkan dalam film. Orang-orang sering menjadikan hal ini sebagai olok-olok, karena Steven Seagal tidak pernah terluka apalagi kalah dan mati dalam film-film yang dibintanginya, meski jelas itu film-film aksi. Bahkan Rambo pun harus terluka dan berdarah-darah saat beraksi melawan musuh. Tapi tidak dengan Steven Seagal. Ia tidak pernah terluka, apalagi berdarah.
Tapi bukan hanya itu yang menjadikan orang-orang sering sinis terhadap Steven Seagal. Di luar film, Steven Seagal juga dibenci banyak orang karena perlakuannya terhadap para wanita.
Ada beberapa kasus pelecehan seksual yang melibatkan Steven Seagal. Pada Mei 1991, dalam pembuatan film Out for Justice, tiga karyawati Warner Bros, Raenne Malone, Nicole Selinger, Christine Keeve, menuntut Steven Seagal karena pelecehan seksual. Namun kasus itu diselesaikan dengan cara damai.
Tiga tahun kemudian, pada 1994, artis Jenny McCarthy mengatakan Seagal memintanya telanjang untuk keperluan audisi Under Siege 2. Lalu pada 1995, Cheryl Shuman menuntut Seagal karena tindak kekerasan, walau akhirnya hakim membatalkan tuntutan ini. Kemudian, pada 2010, Kayden Nguyen, gadis keturunan Vietnam, menuntut Steven Seagal karena pelecehan seksual, dan perdagangan perempuan.
Di luar kasus-kasus terkait wanita, Steven Seagal adalah pria yang bisa dibilang mampu seagalanya. Ia ahli bela diri. Aktor. Sutradara. Penulis naskah. Musisi. Pebisnis. Aktivis. Seagalanya.
Yang paling menarik adalah waktu Lama Penor Rinpoche, salah satu pemuka agama Buddha Tibet, mengumumkan kalau Seagal adalah tulku, semacam orang suci berilmu dalam agama Buddha Tibet. Secara spesifik bahkan disebut kalau Steven Seagal adalah reinkarnasi Chungdrag Dorje, penemu harta karun Nyingma, sekte tertua di Buddha Tibet. Perkara ini menimbulkan kontroversi, dengan beberapa pemuka agama Buddha meragukan spiritualitas seorang Seagal.
Ada banyak mitos yang mengelilingi Steven Seagal. Selain soal ayah ibunya adalah Alien, ada pula mitos kalau tuksedo yang dipakai Seagal tiap pergi ke pesta, memiliki dua kantong khusus yang dipakai untuk menyimpan pistol. Selain itu, pada 2005, Seagal memasarkan minyak homeopathic yang konon dibuat dari minyak ular pilihan. Selain itu, ia berbisnis minuman berenergi, Lightning Bolt, yang konon dibuat dari jamur cordyseps yang tumbuh di lereng pegunungan Himalaya.
Baca: Kisah Perjalanan Hidup Steven Seagal
Karena itu pula, banyak perdebatan tentang apakah Seagal benar-benar hebat atau hanya orang gila yang delusional. Tapi itu tak menghalangi banyak orang mengidolakan Seagal. Beberapa kisah juga terbukti benar adanya. Semisal pada 1983, saat Seagal menjadi instruktur bela diri di film James Bond: Never Say Never Again, ia pernah mematahkan lengan Sean Connery, yang memerankan James Bond.
Seagal juga melatih dua petarung terkenal UFC, Anderson Silva dan Lyoto Machida. Saat Silva bertanding dengan Vitor Belfort, ia menghajar Belfort dengan highlight-reel front kick.
“Steven Seagal membantuku menyempurnakan tendangan itu. Yang aku lakukan barusan adalah jurus yang kami latih sebelum aku naik ring,” kata Silva.
Di luar hal-hal itu, Steven Seagal juga masih terus aktif bermain film. Bahkan, para pengamat film menganggap film-film Steven Seagal tergolong “luar biasa”, karena masih berhasil mengundang investor, dan mampu meyakinkan produser untuk memasangnya sebagai aktor utama, meski film-filmnya tergolong kelas B yang banyak dirilis tanpa tayang di bioskop. Pada 2016 saja, Steven Seagal bermain dalam 7 film. Artinya, tiap 1,7 bulan, Seagal merilis film baru.
Kini, Steven Seagal sudah tidak semuda dan tidak sprima dulu. Pipinya sudah penuh timbunan lemak, dan usianya kini sudah 65 tahun. Meski begitu, Steven Seagal tampaknya masih belum ingin berhenti. Kita tunggu saja film-film apa lagi yang akan dihadirkan Steven Seagal.
Baca juga: Urban Justice: Aksi Balas Dendam Steven Seagal