Bagaimana Zat Sarin Dibuat, dan Dampaknya yang Berbahaya

Naviri.Org - Berdasarkan ulasan yang ditulis oleh Beth Simpson dalam Jurnal BioTech, zat kimia berbahaya bernama sarin pertama kali disintesis di Jerman pada tahun 1937 sebagai pestisida. Potensinya sebagai senjata kimia sudah diketahui sejak saat itu.

Dengan beberapa aksi menakutkan yang terjadi akibat pelepasan gas sarin, tentu kita bertanya-tanya, bagaimana proses pembuatan gas kimia mematikan ini?

Dalam wawancara dengan CNN, Seymour Hersh menyatakan, “Membuat sarin tidaklah sulit. Anda bisa membuatnya sendiri di halaman belakang rumah Anda. Sarin cuma dibuat dengan mencampur dua bahan kimia menjadi satu.”

Ungkapan Seymour Hersh mungkin terkesan menggampangkan, karena kenyataannya membuat zat sarin tidak semudah yang dikatakannya. Dua bahan kimia yang disebut Seymour Hersh untuk membuat sarin adalah metilfosphonil difluoride dan methylphosphonic dichloride. Selain sulit didapatkan, dua zat kimia itu juga sangat berbahaya, bahkan tidak kalah berbahaya dibanding hasil akhirnya, yaitu sarin.

Dalam satu proses pembuatan, misalnya, dibutuhkan penggunaan gas hidrogen fluorida pada suhu tinggi. Hidrogen fluorida adalah gas yang juga berbahaya. Kebocoran kecil gas ini dapat menghancurkan semua peralatan kimia, dan hampir segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bisa dibilang, siapa pun yang mencoba menggabungkan bahan-bahan itu adalah orang yang juga siap membunuh dirinya sendiri, tanpa sempat menyaksikan badannya meledak dan hancur berkeping-keping.

Selain digunakan di dunia nyata, penggunaan zat berbahaya sarin juga pernah diperlihatkan dalam film, salah satunya G.I Joe. Dalam film itu dikisahkan mengenai korban-korban serangan gas kimia berbahaya oleh musuh. Dampak fisik dan psikologis digunakannya gas kimia sebagai senjata memang menghasilkan efek yang sangat berbahaya sekaligus mengerikan.

Baca juga: Yang Harus Dilakukan jika Terkena Zat Sarin yang Berbahaya