Mengelola Waktu Tidur, Meningkatkan Produktivitas
https://www.naviri.org/2016/12/mengelola-waktu-tidur-meningkatkan.html
Naviri.Org - Jika dilihat sekilas, tidur adalah kegiatan yang tidak produktif, karena bisa dibilang kita tidak melakukan apa-apa, selain berbaring dan memeluk guling. Tidak ada pekerjaan apa pun yang kita hasilkan dari tidur. Latar belakang pemikiran semacam itu pula yang mungkin menghinggapi sebagian orang, sehingga mereka mengurangi waktu tidur dengan tujuan agar bisa terus bekerja dan produktif.
Sekilas, pemikiran itu tampak benar, meski tidak benar sepenuhnya. Meski mungkin tidur adalah kegiatan yang bisa dibilang tidak produktif, tapi tidur membantu menunjang produktivitas dan kinerja kita. Tidur adalah waktu istirahat. Jika diumpamakan dengan gergaji, tidur adalah waktu untuk mengasah gergaji. Gergaji yang tidak diasah mungkin bisa terus digunakan. Tapi lama-lama mata gergaji akan tumpul, dan pekerjaan justru menjadi lambat. Sebaliknya, dengan gergaji yang tajam dan terasah, pekerjaan akan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Kira-kira, seperti itulah fungsi tidur, khususnya dalam hal produktivitas.
Berbagai riset telah menunjukkan, bahwa orang yang kurang tidur memiliki kekebalan tubuh yang cenderung menurun, sehingga mudah sekali terserang berbagai penyakit. Misalnya flu, radang tenggorokan, demam, dan lain-lain. Ketika terserang sakit—yang ringan, apalagi yang berat—tentunya Anda tidak bisa bekerja dengan baik, atau bahkan sampai libur kerja. Kondisi itu tentu tidak bisa dibilang produktif. Dalam hal ini, tidur dibutuhkan untuk menghindarkan Anda dari kondisi tidak produktif semacam itu.
Pada malam hari, ketika sudah seharusnya tidur, orang kadang masih berusaha terjaga demi bisa terus bekerja. Usaha yang dilakukan bisa dengan minum kopi atau minuman berenergi, agar mata terus terbuka. Tetapi, bagaimana pun, tubuh tetap membutuhkan istirahat. Artinya, istirahat adalah hak tubuh kita. Jika hak itu tidak diberikan sekarang, tubuh kita akan menagihnya di lain waktu.
Malam ini mungkin kita ingin terus terjaga, dan mengusir kantuk dengan segala cara. Malam ini mungkin kita sanggup mengurangi waktu tidur. Tapi besok mungkin kita mengantuk, dan akibatnya pekerjaan kita terganggu. Atau bahkan bisa jadi besok kita terserang flu, sehingga malah malas masuk kantor. Jika hak tubuh untuk istirahat tidak diberikan, tubuh kita akan tetap menagih hak itu. Karenanya, daripada beristirahat karena terpaksa akibat sakit, lebih baik istirahat sebelum sakit.
Jangankan mengurangi waktu tidur malam sampai lama, bahkan mengurangi waktu tidur malam selama setengah jam saja, dampaknya sudah tidak baik. Riset membuktikan bahwa mengurangi tidur malam selama setengah jam, mengakibatkan berkurangnya kewaspadaan di siang hari sebesar 32 persen. Menurunnya kewaspadaan dan kantuk di siang hari yang berlebihan dan berlangsung dalam jangka panjang juga bisa memicu kerusakan memori dan kemampuan kognitif (kemampuan untuk berpikir dan memproses informasi).
Karena kurang tidur, pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan selama satu jam, jadi lebih lama hingga tiga jam. Itu karena kemampuan kognitif kita menurun. Alih-alih menjadikan kita lebih produktif, mengurangi tidur justru menjadikan kita tidak produktif. Selain itu, riset juga menemukan bahwa karyawan yang kurang tidur cenderung mudah murung, dan kurang toleran terhadap rekan kerja, serta emosi mereka lebih mudah meledak.
Karenanya, mengelola waktu tidur yang baik adalah kunci penting, tidak hanya untuk menjaga kesehatan tubuh, tapi juga untuk menunjang produktivitas kerja. Karenanya pula, meski mungkin pekerjaan bertumpuk, sebaiknya jangan terlena untuk mengurangi waktu tidur. Jika sudah masuk waktu tidur, tinggalkan saja pekerjaan itu, dan lanjutkan setelah bangun tidur. Setelah tidur, Anda akan merasa lebih segar, sehingga bisa bekerja dengan lebih baik.
Baca juga: Tips Tidur Saat Stres atau Saat Sibuk