Tips Mengatasi Sesak Napas saat Hamil
https://www.naviri.org/2016/12/mengatasi-sesak-napas.html
Naviri.Org - Ketika usia kehamilan memasuki enam bulan, sesak napas biasanya terjadi. Hal ini disebabkan karena kondisi rahim yang makin membesar, dengan berat badan bayi yang juga terus bertambah dan berakibat menekan dinding dada atau diafragma ibu hamil. Karena rongga paru-paru menjadi berkurang karena kondisi tadi, maka sesak napas pun timbul.
Memang tidak semua ibu hamil mengalami masalah sesak napas selama kehamilannya. Namun, jika Anda kebetulan mengalami masalah satu ini, tip berikut dapat Anda lakukan untuk mengatasinya.
Untuk menghindari sesak napas selama kehamilan, ibu hamil disarankan untuk melakukan kegiatan olahraga, karena dapat membantu tubuh tetap sehat dan bugar. Olahraga yang dipilih dapat disesuaikan dengan kondisi kehamilan.
Agar ruang paru-paru tidak tertekan dan tetap memiliki ruang yang cukup untuk bernapas, ibu hamil disarankan untuk membiasakan diri duduk dengan tegak.
Pada waktu tidur, sebaiknya kepala dan bahu diganjal satu atau dua bantal.
Apabila sesak napas dirasakan ketika sedang berdiri atau sedang berjalan, sebaiknya beristirahatlah. Sandarkan badan pada kursi atau bantal. Apabila sesak napas belum juga berkurang dengan cara tersebut, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Sarapan mempengaruhi jenis kelamin bayi
Ternyata, kebiasaan sarapan atau makan pagi di masa awal kehamilan akan dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi yang kelak akan Anda lahirkan. Hal ini ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh The British Scientists of Exeter dan Oxford University.
Melalui penelitian mereka, dihasilkan kesimpulan bahwa kandungan kalori yang dikonsumsi wanita hamil pada waktu sarapan akan mempengaruhi jenis kelamin bayi. Semakin banyak mengkonsumsi kalori, semakin besar kemungkinan Anda mendapatkan bayi laki-laki. Sebaliknya, semakin sedikit kalori, semakin besar kemungkinan Anda memperoleh bayi perempuan.
Penelitian itu juga menyatakan bahwa salah satu penyebab berkurangnya angka kelahiran bayi laki-laki—terutama di negara berkembang—adalah karena kebiasaan wanita hamil yang sering melewatkan sarapan mereka di pagi hari. Hal tersebut menyebabkan asupan kalori berkurang, sehingga bayi yang mereka lahirkan pun kebanyakan berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan pengamatan para ahli, wanita hamil yang melewatkan sarapannya berarti mengurangi kadar gula darah di dalam tubuhnya. Padahal, kadar gula darah tersebut yang membantu perkembangan bakal janin menjadi bayi laki-laki, dan menghambat perkembangan bakal janin menjadi bayi perempuan.
Sementara itu, sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan 740 wanita hamil menunjukkan bahwa 56 persen dari mereka yang mengkonsumsi energi maksimum dari sarapan pada masa awal kehamilannya melahirkan bayi laki-laki, sementara hanya 45% saja dari mereka yang mengkonsumsi sedikit kalori melahirkan bayi laki-laki.
Hasil-hasil penelitian di atas tentu saja tidak mutlak, karena bisa jadi ibu hamil yang rajin sarapan tetap memiliki bayi perempuan. Namun, meski begitu, ibu hamil perlu tahu bahwa sarapan atau makan pagi adalah bagian dari upaya memberikan nutrisi yang seimbang pada calon bayi, agar kelak mereka terlahir dalam kondisi sehat. Karenanya, jangan lewatkan sarapan.
Baca juga: Risiko Obesitas terhadap Kehamilan