Mengenal Sifon, Ritual Bercinta Setelah Sunat
https://www.naviri.org/2016/09/mengenal-sifon-ritual-bercinta-setelah.html
Naviri.Org - Di NTT (Nusa Tenggara Timur), ada sebuah tradisi unik yang disebut sifon, yaitu ritual persetubuhan setelah seorang laki-laki disunat. Tradisi itu dilestarikan oleh sebuah suku bernama Atoni Meto. Sementara tujuan ritual persetubuhan dimaksudkan untuk menghilangkan rasa sakit setelah sunat, sekaligus sebagai pertanda kalau seorang laki-laki telah dewasa.
Sebagaimana umumnya laki-laki lain, laki-laki di NTT juga menjalani sunat atau pemotongan kulit yang menutupi ujung penis. Yang membedakan, laki-laki Suku Atoni Meto yang menjalani sunat biasanya sudah besar, bukan lagi anak-anak sebagaimana di tempat lain. Dan, sebagaimana yang disebut tadi, laki-laki yang usai menjalani sunat akan bersetubuh dengan wanita yang telah dipilihkan oleh tetua suku.
Tradisi sifon diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu, biasanya pada masa panen. Untuk setiap laki-laki yang akan disunat, tetua suku akan menentukan wanita yang akan menjadi pasangannya dalam tradisi sifon.
Mula-mula, laki-laki yang akan disunat dibawa ke sungai, dan diminta berendam. Tujuannya agar air sungai yang dingin dapat melembutkan kulit tubuhnya, khususnya kulit di ujung penis yang akan disunat. Setelah itu, dukun sunat akan memotong kulit ujung penis si laki-laki, sebagaimana sunat umumnya. Kemudian, penis yang baru disunat akan dibungkus dengan daun tertentu untuk menghentikan perdarahan.
Selang beberapa waktu kemudian, si laki-laki yang disunat itu akan menjalani prosesi puncak, yang disebut sifon, dan dia dipertemukan dengan wanita yang akan menjalani persetubuhan dengannya.
Laki-laki Suku Atoni Meto yang usai disunat harus menjalani prosesi sifon, dan harus benar-benar bersetubuh dengan wanita yang telah dipilihkan tetua sukunya, agar benar-benar dianggap dewasa. Setelah si laki-laki menjalani prosesi sifon, yang artinya melakukan persetubuhan dengan si wanita, dia pun akan naik statusnya, dan dihormati sebagaimana layaknya laki-laki sejati.
Ritual sifon biasanya dipimpin oleh Ahelet, sebutan untuk pemimpin acara tersebut. Ahelet pula yang memilih dan merekomendasikan wanita mana yang akan menemani laki-laki mana dalam mengantarkannya ke masa dewasa. Karena telah menadi tradisi, selalu ada wanita-wanita yang bersedia di-sifon, yang artinya bersetubuh dengan laki-laki yang baru disunat.
Saat ini, tradisi sifon konon mulai ditinggalkan, meski ritual sunatnya masih dijalankan. Namun, ada pula yang menyatakan bahwa ritual sifon masih dilakukan, meski hanya pada daerah tertentu. Bagaimana pun, bagi Suku Atoni Meto, sifon adalah tradisi untuk mengantarkan seorang laki-laki menuju gerbang kedewasaannya.