Kisah Terindah di Dunia (10)

 Kisah Terindah di Dunia

Naviri.Org - Karima adalah kebanggaan sekaligus kebahagiaan bagi Basir, maupun Amina. Karima menjadi semacam simbol bagi doa-doa mereka yang telah terjawab, dan juga bagi doa-doa yang begitu tersembunyi di kedalaman hati Amina—doa-doa yang amat lembut, yang bahkan tak pernah diketahui oleh suaminya...juga bahkan oleh dirinya sendiri.

Di kedalaman hatinya yang paling dalam, Amina tetap menyimpan bayangan wajah Nazar—karena di luar kesadarannya, Amina tak pernah dapat melupakannya. Dan sekarang Amina berharap kelahiran Karima mampu membantunya untuk melupakan bayangan Nazar seutuhnya.

Seiring bergantinya tahun demi tahun, orangtua Amina meninggal dunia—pertama ayahnya, dan selang dua tahun ibunya menyusulnya ke alam baka. Amina merasa amat kehilangan—namun Basir selalu menjadi penopang bagi kerapuhannya. Juga senyum si kecil Karima yang selalu membuatnya mampu untuk bertahan menghadapi segalanya.

Dan sampai saat itu pun Nazar tak pernah kembali ke kampung halaman mereka—ia seperti lenyap ditelan bumi—dan sewaktu-waktu, saat Amina terlena sendirian, bayangan wajah Nazar seperti tiba-tiba menyentak masuk ke dalam lamunannya. Di saat-saat seperti itu, Amina kembali akan teringat kepadanya—juga kepada segala yang pernah mereka jalin, yang pernah mereka lalui.

Bila ada sesuatu yang amat sulit untuk dilupakan, mungkin itu adalah cinta pertama. Dan Amina mengakuinya.

***

Usaha perbatikan yang dikelola oleh orangtua Nazar terlihat terus maju, pada awalnya, namun kemudian suatu bencana terjadi dan datang secara tiba-tiba. Suatu malam, saat orang-orang di kampung itu tengah terlelap dalam tidurnya, terdengar sebuah ledakan yang amat kuat dan mengguncang tanah di sekitar rumah itu, dan orang-orang pun terbangun dari tidur mereka.

Orang-orang itu segera berhamburan keluar dari rumah untuk melihat apa yang terjadi, dan gemparlah orang-orang kampung itu ketika menyaksikan rumah besar milik orangtua Nazar tengah terbakar, sementara api berkobar menjilat-jilat langit.

Orang-orang mulai berusaha memadamkan api yang terus berkobar dan membakar sisa-sisa bangunan rumah itu, namun segala pertolongan telah terlambat. Saat api berhasil dijinakkan, seluruh bangunan rumah beserta isinya telah hangus menjadi abu. Dua sosok orangtua Nazar tak pernah ditemukan—mungkin mereka juga telah lumat menjadi abu.

Dan Nazar tetap tak pernah datang.

***

Seiring bergantinya tahun dan bertambahnya waktu, sosok gadis kecil yang dilahirkan Amina berubah menjadi sosok anak perempuan yang begitu mempesona. Karima tumbuh dengan segala keindahan dan kecantikan yang dimiliki oleh ibunya. Ketika ia menginjak usia 18 tahun pada tahun 1985, Karima pun suka mengepang rambutnya menjadi dua seperti ibunya dulu saat masih remaja.

Setiap kali menatap putrinya, Amina seperti melihat dirinya sendiri saat ia masih begitu muda...bertahun-tahun yang lalu...ketika ia pertama kali berjumpa dengan sosok lelaki yang kemudian membuatnya jatuh cinta...ketika ia terpeleset di pematang sawah dan Nazar datang menolongnya...

Sudah berapa tahunkah itu berlalu? Rasanya seperti sudah satu abad. Ataukah sudah lebih lama dari itu...?

Basir, suami Amina, sangat menginginkan bisa menyaksikan putrinya menikah—itu salah satu keinginannya yang terindah. Namun rupanya keinginan itu tak terwujud. Pada tahun 1985, tepat ketika berusia 50 tahun, Basir meninggal dunia karena kanker paru-paru. Amina merasa dunianya runtuh. Ia seperti kehilangan penopang hidupnya, dan saat menyaksikan suaminya telah terbujur kaku di hadapannya, Amina seperti baru menyadari sebesar apa cintanya kepada suaminya.

Amina dan Karima saling berpelukan di hadapan jenazah Basir. Amina kehilangan sosok yang telah menjadi penopang bagi setiap kerapuhannya, Karima kehilangan seorang ayah yang sempurna.

Bersambung ke: Kisah Terindah di Dunia (11)

Related

Romance 6438268509219333627

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item