Humor: Antrian yang Macet
https://www.naviri.org/2016/07/antrian-yang-macet.html
Naviri.Org - Ini cerita dari sebuah pertambangan di lepas pantai yang terisolir dari kehidupan penduduk. Karena memahami kebutuhan seks para pekerjanya, pihak manajemen perusahaan pertambangan itu pun menyediakan beberapa PSK, untuk melayani para pekerja tambang.
Suatu hari, jumlah PSK yang ada di lokasi itu makin sedikit, karena rupanya para PSK itu merasa tidak betah di sana. Sampai tinggallah seorang PSK saja yang masih bertahan.
Karena tahu dia tak lagi punya saingan, PSK itu pun memasang tarif yang tinggi. Tarifnya adalah seratus ribu untuk sekali masuk, dan seratus ribu lagi untuk sekali keluar. Tinggal nanti totalnya dijumlahkan setelah permainan usai.
Karena PSK tinggal seorang, sementara pekerja tambang berjumlah banyak, terpaksalah para pekerja harus antri untuk bisa memuaskan hasratnya. Malam itu, berpuluh-puluh pekerja telah antri di depan kamar si PSK, menunggu giliran. Namun lelaki yang tengah ada di dalam kamar tidak keluar-keluar juga.
Ditunggu sampai satu jam, sampai dua jam, sampai tiga jam, akhirnya para lelaki yang antri di luar jadi tak sabar. Setelah empat jam berlalu, mereka memutuskan untuk membuka paksa pintu kamar, dan meminta si lelaki pembuat macet itu untuk gantian dengan yang lain.
Ketika pintu kamar terbuka, lelaki yang ada di dalam kamar terlihat masih menindih si perempuan.
“Lama amat, sih? Gantian dong! Antriannya jadi macet, nih...!” ujar salah satu pekerja pada si pembuat macet. “Kamu bawa duit banyak, ya...?”
Lelaki si pembuat macet menoleh, kemudian menjawab, “Untung saja kalian masuk. Tolong pinjami aku seratus ribu. Aku mau keluarin ‘burung’ku, tapi aku cuma bawa seratus ribu!”
Baca juga: Humor: Posisi 69