Mitos-mitos Makanan yang Keliru
https://www.naviri.org/2016/01/mitos-mitos-makanan-yang-keliru.html
Naviri.Org - Menyangkut makanan, ada mitos-mitos yang sebenarnya keliru, namun dipercaya sebagai hal benar. Akibatnya, banyak orang yang melakukan atau mempraktikkan mitos-mitos tersebut, padahal kebenarannya masih meragukan, atau bahkan bisa jadi salah kaprah. Tentu saja itu tidak baik untuk tubuh, juga untuk kesehatan, karena bisa jadi yang kita lakukan ternyata berdampak buruk bagi kesehatan tapi kita tidak menyadarinya.
Berikut ini beberapa mitos terkenal menyangkut makanan, yang perlu kita pahami kebenarannya.
Gula menyebabkan diabetes
Kalau Anda termasuk penderita diabetes, tentu saja Anda perlu memperhatikan asupan gula dan karbohidrat untuk menjaga kadar gula darah. Namun, jika bukan diabetesi, asupan gula tidak menyebabkan diabetes.
Yang benar, makanan tinggi kalori, termasuk banyak minum dan makan manis, kegemukan, serta tidak pernah olahraga, adalah faktor risiko utama penyebab penyakit diabetes tipe 2.
Semua lemak buruk
Kita membutuhkan lemak, karena lemak membantu penyerapan vitamin A, D, E, K, membantu transmisi saraf, dan menjaga kualitas membran sel. Namun, ketika dikonsumsi berlebihan, lemak menyebabkan peningkatan berat badan, penyakit jantung, juga kanker. Jadi, tidak semua lemak buruk.
Karenanya, pilihlah lemak baik yang disebut lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda dalam pola makan sehari-hari. Lemak tak jenuh itu terdapat pada ikan dan kacang-kacangan.
Menurunkan kolesterol dengan menjauhi seafood
Seafood memang mengandung kolesterol, tetapi bukan berarti kita bisa menurunkan kolesterol dengan mudah hanya dengan menjauhi seafood. Kadar kolesterol dalam tubuh sebagian besar dipengaruhi oleh lemak jenuh dan trans fatty acid. Kedua lemak itu terdapat dalam daging merah dan makanan kemasan olahan. Trans fatty acid juga terdapat pada snack kemasan, gorengan, atau margarin, yang berisi minyak hydro generated.
Dengan kata lain, seafood masih bisa dikonsumsi, asal dalam jumlah wajar. Dan menjauhi seafood dengan tujuan menurunkan kolesterol namun masih mengonsumsi makanan olahan atau daging merah juga bisa dibilang sia-sia.
Menghindari karbohidrat agar berat badan cepat turun
Dalam upaya menurunkan berat badan, banyak orang melakukan diet, khususnya diet rendah karbohidrat. Pesan utama diet rendah karbohidrat adalah karbohidrat mempercepat produksi insulin, yang ujung-ujungnya akan menambah berat badan. Karena hal itu, banyak orang yang menghindari asupan karbohidrat dengan tujuan agar berat badannya cepat turun.
Namun, membatasi asupan karbohidrat secara berlebihan justru akan membuat tubuh kekurangan karbohidrat untuk kegiatan harian. Akibatnya, tubuh akan membakar cadangan karbohidrat untuk energi, dengan melepaskan air. Akhirnya, Anda kehilangan banyak air ketika diet rendah karbohidrat.
Mengurangi makan membantu menurunkan berat badan
Tidak jauh beda dengan mitos sebelumnya mengenai karbohidrat, mitos yang satu ini juga sangat terkenal dan dilakukan banyak orang. Mereka berpikir, lebih sedikit makan berarti mempercepat penurunan berat badan. Karena makan malam dianggap tidak penting, mereka pun tidak makan malam. Beberapa orang bahkan mengurangi makan mereka di waktu lain, seperti pada waktu makan pagi atau makan siang.
Padahal, ketika kita tidak makan, tubuh akan berpikir bahwa kita sedang kelaparan, dan secara otomatis memperlambat proses metabolisme. Akibatnya, kita cenderung makan banyak sesudah melewati waktu makan. Karena itu, sebaiknya jangan lewatkan waktu makan. Cara yang sehat adalah makan sebagaimana biasanya, namun dalam porsi kecil, agar gula darah terus seimbang.
Baca juga: Mitos-mitos Makanan Bernutrisi