Mengapa Cowok Cenderung Berselingkuh?
https://www.naviri.org/2016/01/mengapa-cowok-cenderung-berselingkuh.html
Naviri.Org - Sebenarnya, kalau mau jujur, cewek juga cenderung berselingkuh—tetapi pihak cowoklah yang memang seringkali melakukan hal itu. Hmm, mengapa...?
Sebelum masuk lebih lanjut pada pembahasan ini, kita akan melihat terlebih dulu hasil riset yang telah dilakukan menyangkut topik yang satu ini, agar setidaknya kita bisa lebih objektif. Sebuah perusahaan kondom besar yang terkenal (kau tahu sendiri siapa mereka) mengadakan sebuah riset dalam bentuk survei yang dilakukan secara global di seluruh dunia untuk mengetahui tingkat kesetiaan dan kemungkinan selingkuh yang dilakukan oleh kaum cowok dan kaum cewek.
Hasil survei itu menyebutkan bahwa rata-rata orang Amrik memiliki lebih dari 14 teman kencan yang berbeda, dan Amrik menempati posisi pertama dalam hal “hobi” berselingkuh. Posisi kedua diraih oleh orang-orang Eropa yang rata-rata memiliki teman kencan sebanyak 13 orang. Australia menempati posisi ketiga—orang-orang Aussie rata-rata memiliki 11 teman kencan yang berbeda.
Cina menempati peringkat nomor dua dari bawah, rata-rata orang di Cina “hanya” punya dua teman kencan, sementara India menduduki peringkat paling bawah dalam hal selingkuh—mereka lebih banyak setia kepada pasangannya, meskipun 23 persen responden survei itu mengaku berkencan dengan orang lain selain pasangannya. Amrik memang selalu nomor satu dalam banyak hal—termasuk dalam hal selingkuh!
Dari tiga peringkat teratas dan dua peringkat terbawah itu saja, kita seperti diberitahu betapa mahalnya harga sebuah kesetiaan. Jangan kaget, apabila dirata-rata, seluruh penduduk bumi ini (berdasarkan hasil riset dan survei itu) 16 persennya memiliki 10 orang teman kencan yang berbeda. Hanya 3/10 atau 28 persen orang saja yang setia pada satu orang (pasangannya).
Bisa ditebak, kalau kaum cowoklah yang paling sering gonta-ganti pasangan. Berdasarkan survei itu, cowok rata-rata memiliki 10,7 teman berhubungan intim dan cuma 18 persen saja yang mengaku hanya berhubungan intim dengan satu orang pasangannya. Cewek juga memiliki kecenderungan untuk berselingkuh dan memiliki teman kencan yang lebih dari satu, tetapi hasil survei itu membuktikan kalau cewek lebih setia, karena “hanya” ada 39 persen saja yang mengaku pernah berhubungan dengan orang lain selain pasangannya.
Jadi, mengapa cowok yang cenderung lebih suka berselingkuh?
Di dalam psikologi kontemporer ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa cowok memiliki porsi cinta yang kecil, tetapi membutuhkan piring yang besar. Sementara cewek memiliki porsi cinta yang besar, tetapi hanya membutuhkan piring yang kecil. Dari sini saja kita sudah bisa melihat bahwa sesungguhnya cowok yang berselingkuh sebenarnya tidak memiliki cinta yang terlampau besar sehingga harus dibagi-bagi dengan cewek atau pasangan yang lainnya, melainkan ia hanya membutuhkan piring yang lebih besar untuk “mengerat-erat atau mengiris-iris” porsi cintanya.
Dr. Gabriella Parca, seorang psikolog sekaligus filsuf dari Prancis, bahkan dengan sinis mengatakan bahwa cowok tidak akan puas jika hanya mencintai seorang cewek—ia akan mencintai lebih dari seorang, atau bahkan beberapa orang cewek lainnya. Sekali lagi, mengapa perilaku yang “menyimpang” seperti ini bisa terjadi?
Salah satu jawaban untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah karena di dalam pikiran cowok, cinta dan seks adalah dua paket yang terpisah—sementara bagi cewek, cinta dan seks adalah dua hal dalam satu paket.
Jadi, ketika cowok berselingkuh atau menjalin hubungan dengan cewek lain padahal dia telah memiliki cewek yang telah menjadi pasangannya, yang ada di dalam pikiran cowok itu adalah dia menjalin hubungan dengan cewek lain tersebut tidak berdasarkan cinta tetapi hanya sekadar sebagai hubungan atau relasi seksual semata.
Fakta menyangkut hal ini telah tercermin dengan begitu jelas di negara-negara barat yang telah memahami betul “rumus” tersebut, bahwa cowok menganggap cinta dan seks sebagai dua paket yang terpisah, sementara cewek menganggap cinta dan seks sebagai dua hal dalam satu paket. Di negara-negara barat, mayoritas cewek akan dapat memaafkan pasangannya yang berselingkuh apabila perselingkuhan itu hanya berdasarkan unsur seks dan tidak melibatkan unsur perasaan. Mengapa? Karena cewek-cewek di sana sudah menyadari betul bahwa bagi cowoknya, seks dan cinta adalah dua hal yang berbeda.
Tetapi, sebaliknya, cowok di sana tidak bisa memaafkan perselingkuhan ceweknya apabila di dalam perselingkuhan itu telah melibatkan unsur seks. Mengapa? Jawabannya sama, karena cowok-cowok di sana tahu betul bahwa kaum cewek menganggap cinta dan seks sebagai satu paket yang tak terpisahkan. Artinya, kalau seorang cewek sampai em-el dengan pasangan selingkuhnya, maka itu berarti si cewek telah melibatkan perasaan (jatuh cinta) kepada cowok yang menjadi selingkuhannya.
Tentu saja kenyataan semacam itu berbeda dengan di sini. Di sini, maksudnya di negara kita yang beradab ini, perselingkuhan dalam apapun bentuknya tetap saja dianggap dan dipandang sebagai sesuatu yang tak dapat (atau setidaknya sulit) untuk dimaafkan—apapun alasannya.
Apakah pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan untuk selingkuh? “Tidak,” kata Dr. Gian Gillian, seorang filsuf dan psikolog. Dia menegaskan, “Kalau yang dimaksud adalah selingkuh hati atau pengkhianatan atas komitmen untuk setia, maka jawabannya adalah tidak!”
Statemen itu didasari kenyataan bahwa perasaan cinta menjadikan suatu hubungan menjadi semakin merekat dan kian lestari, tetapi gairah seksual cepat mereda dan hilang. Ada suatu contoh penelitian yang cukup bagus untuk membuktikan hal ini. Sekelompok mahasiswa (cowok) yang telah memiliki pacar atau pasangan dikumpulkan dan kemudian diminta untuk menuliskan kejelekan atau keburukan dari pacar atau pasangannya masing-masing.
Nah, di samping masing-masing mahasiswa ini diletakkan sebuah foto cewek yang sangat cantik. Apa yang terjadi? Masing-masing cowok itu melirik, memandang dan menatap foto cewek cantik itu berulang-ulang kali.
Kemudian, setelah itu, para mahasiswa tadi diminta untuk menuliskan kebaikan-kebaikan dan keistimewaan dari pacar atau pasangannya, dan di samping mereka diletakkan sebuah foto cewek yang jelek. Sekali lagi, apa yang terjadi...? Masing-masing mahasiswa itu jarang atau bahkan tidak melirik, melihat, apalagi menatap foto cewek itu, tetapi lebih berfokus pada tugas mengingat-ingat sisi baik dan keistimewan pacar atau pasangannya!
See...? Selingkuh—atau apapun namanya—selalu didasari bukan oleh karena keinginan untuk mendapatkan “kebaikan” yang lain, tetapi karena dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan “cita rasa” yang lain.
Baca juga: Cewek Pendiam Ternyata Pikirannya Cenderung Ngeres