Mengapa Cowok Brengsek Mudah Mendapatkan Pacar (2)
https://www.naviri.org/2016/01/mengapa-cowok-brengsek-mudah_24.html
Naviri.Org - Jadi, hal pertama yang menjadi jawaban mengapa cowok-cowok brengsek sepertinya mudah mendapatkan pacar adalah ini. Mereka membangkitkan rasa penasaran di hati para cewek—khususnya para cewek tertentu. Meskipun kemudian para cewek yang menjalin hubungan dengan mereka itu akhirnya putus dan merasa kecewa atau dikecewakan, tetapi—sesungguhnya—para cewek itu sudah menyadari sedari awal bahwa itulah akhir dari kisah cinta yang ia jalin dengan si cowok brengsek.
Hal kedua yang menjadi jawaban dari pertanyaan mengapa cowok brengsek sepertinya mudah mendapatkan pacar adalah karena cara mereka memandang dirinya sendiri.
Cowok-cowok yang brengsek (dan juga cewek-cewek yang brengsek) biasanya sadar diri. Mereka menyadari kalau dirinya brengsek, sehingga mereka tidak lagi menilai dirinya terlalu tinggi, dan sebagai konsekuensinya mereka pun tidak lagi terlalu selektif atau tak mau repot-repot dalam menentukan kriteria atau kualifikasi tertentu dari sosok yang akan menjadi pacar atau pasangannya.
Dengan perspektif semacam itu, tentu saja tidak heran kalau kemudian mereka jadi mudah mendapatkan pacar; karena di sini sudah tak ada lagi selektivitas, tidak ada lagi titik batas yang menjadi kriteria atau tingkat kualifikasi tertentu. Yang penting, selama mereka merasa oke, hubungan pun dijalin tanpa pikir-pikir panjang. Kalau kemudian di tengah perjalanan hubungan nantinya mereka bubaran, mereka tidak akan terlalu memusingkan. Toh mereka cowok atau cewek brengsek ini.
Coba bandingkan dengan cara pikir atau perspektif dari cowok atau cewek baik-baik dalam memilih dan menentukan pacar untuk menjadi pasangannya. Mereka (cowok atau cewek yang baik-baik) biasanya akan “direpotkan” dengan setumpuk syarat tertentu atas sosok yang akan dijadikan pasangannya.
Mereka memiliki standar-standar tertentu untuk orang yang akan dijadikan pacar. Mereka menempatkan kualifikasi tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum memutuskan untuk berpacaran dengannya. Mengapa? Karena mereka memandang dirinya sebagai sosok baik-baik yang layak memperoleh pasangan yang sama baiknya.
Dengan cara memandang diri sekaligus dengan perspektif semacam itu, tentu saja wajar kalau cowok atau cewek yang baik-baik akan lebih sulit dalam memiliki pacar. Bukan karena tidak laku, tetapi karena mereka “mempersulit” diri mereka sendiri dengan serangkaian kriteria, syarat dan kualifikasi tertentu lainnya. Tentu saja ini tidak salah, karena setiap orang punya hak untuk menentukan seperti apa pasangannya, kan?
Nah, dengan mengacu pada dua uraian di atas, sekarang kita tahu latar belakang sekaligus penyebab mengapa cowok atau cewek yang brengsek sepertinya mudah mendapatkan pacar. Dan kita pun memiliki hak untuk memilih. Memilih untuk menjadi sosok baik-baik ataukah memilih untuk menjadi sosok yang brengsek. Tetapi, sebelum kau terburu-buru menjatuhkan pilihan, ada baiknya kalau kau menonton film X-Men 2 terlebih dulu.
Lho, apa hubungannya…???
Ada hubungannya! Di dalam film X-Men 2 (X2: X-Men United), ada salah satu dialog yang amat bagus untuk menjelaskan masalah yang satu ini. Dialog yang dimaksud adalah dialog antara Logan Wolverine dengan Jane Grey, ketika mereka tengah berduaan di dekat kemah dan Logan mencoba merayu Jane (untuk kesekian kalinya).
Kita tahu kalau Logan tergolong sosok “berbahaya”. Karenanya, ketika rayuan Logan semakin menjurus, Jane mengatakan, “Gadis-gadis menggoda pria berbahaya, Logan. Tetapi mereka tidak membawanya pulang. Mereka menikah dengan pria yang baik.”
Apa yang dikatakan Jane Grey di dalam dialog film itu adalah apa yang juga akan dikatakan oleh mayoritas cewek-cewek lain di muka bumi ini! Mereka menggoda cowok-cowok brengsek yang berbahaya—tetapi mereka tidak membawanya pulang. Mereka tetap akan menikah dengan cowok baik-baik.
Begitu pula dengan cowok, kan? Cowok barangkali enjoy menjalin hubungan dengan cewek brengsek, tetapi cowok pun tetap saja waras dan mereka akan berpikir-pikir jika harus menikah dengan cewek yang jelas-jelas brengsek.
So, sekali lagi, kita punya pilihan dan kita selalu punya pilihan—menjadi sosok baik-baik atau menjadi sosok yang brengsek. Dan hidup ini memang soal memilih dan cara memilih, kan? Hidupmu, bahkan siapa dirimu, selalu ditentukan dari apa yang kaupilih dan kautentukan—karena hidup adalah soal pilihan. Bahkan umpama kau tidak memilih sama sekali pun, kau tetap saja telah menjatuhkan pilihan.
Baca juga: Hati-hati, Hubungan yang Terlalu Dekat Justru Rentan Bubar