Ini Penyebab Orang Sampai Bunuh Diri karena Cinta (3)
https://www.naviri.org/2016/01/ini-penyebab-orang-sampai-bunuh-diri_33.html
Naviri.Org - Kurang-lebih empat ratus tahun yang lalu, ada sebuah buku berjudul The Anatomy of Melancholy yang ditulis Robert Burton, seorang ilmuwan dari Oxford University. (Dia menggunakan nama pena “Democritus Junior” ketika menulis buku ini). Buku setebal lebih dari 1.000 halaman ini sekarang telah menjadi salah satu buku psikologi klasik yang menjadi semacam bacaan wajib di berbagai fakultas psikologi di seluruh dunia. Situs para pengulas buku di Inggris (Complete Review) bahkan menempatkan buku ini di peringkat teratas di antara seratus buku psikologi paling berpengaruh di dunia.
Nah, di dalam buku ini ada penjelasan yang amat panjang lebar mengenai kesedihan yang disebabkan karena cinta. Dalam kata-katanya sendiri Robert Burton menulis, “Sebentuk rasa sedih yang datang karena cinta memberi efek yang berbeda pada degup jantung, yang membuat aliran darah yang dipompa tersendat-sendat dan tiba-tiba melahirkan sensasi ngilu pada tulang selangka.”
Di akhir ulasan mengenai kesedihan karena cinta ini, Robert Burton memberikan beberapa saran dan solusi untuk dapat mengobati dan mengatasi kesedihan itu. Dan… believe it or not, salah satu solusi yang ditawarkannya adalah dengan meminum racun untuk mengakhiri hidup. (Meskipun kemudian dia mencantumkan catatan tambahan yang menyatakan, “Yeah, tapi itu solusi yang tidak dianjurkan, lho…”).
Sementara itu, di dalam film Spiderman 2, ada dialog yang sangat bagus antara Peter Parker dengan Dr. Octavius (sebelum menjadi monster Octopus) dan istrinya. Mrs. Octavius bertanya kepada Peter Parker sambil menghidangkan teh ke gelas mereka, “Apakah kau sudah punya teman gadis, Parker?”
Dengan ragu—sebagaimana sifat khasnya—Peter Parker menjawab, “Well, aku tak tahu… entahlah…”
Kemudian Dr. Octavius menyatakan, “Kau harus tahu. Kalau kau selalu menyembunyikan cintamu di dalam hati, kau akan jatuh sakit.”
Dr. Octavius benar. Kalau kau selalu menyembunyikan cintamu di dalam hati, kau akan jatuh sakit.
Jadi, mengapa orang sampai jatuh sakit dan bahkan terkadang sampai bunuh diri karena cinta?
Mengacu pada temuan-temuan ilmiah pada era sekarang, jawabannya bisa dimulai dari otak. Pada orang yang “waras”—dalam arti tidak sedang terlibat kasus cinta yang rumit—otak akan memproduksi suatu zat bernama endorphine. Zat bernama endorphine inilah yang menyebabkan kita bisa merasa senang, nyaman, tenang dan juga gembira atau bahagia. Zat ini pula yang menjadikan kita merasa “berbunga-bunga” ketika cinta kita diterima atau ketika baru mendapatkan pacar, karena pada waktu-waktu semacam itu otak akan sangat “agresif” memproduksi endorphine.
Tetapi, pada orang-orang yang sedang patah hati, kecewa karena cintanya ditolak atau kasus-kasus cinta semacamnya, maka otaknya seperti terhambat dalam memproduksi endorphine—seperti ada katup yang menutup sehingga endorphine tak bisa dilepaskan dan kinerja otak jadi terganggu. Pada saat seperti itulah kemudian orang merasakan frustrasi, mengalami perasaan tak tertanggungkan yang tak dapat dipahami, sedih, stres, merasa ditinggalkan, dan kemudian memilih untuk bunuh diri karena merasa sudah tak ada artinya lagi meneruskan hidup.
Karena zat endorphine dan segala masalahnya ini pulalah, di Amerika sekarang mulai dibuat pil endorphine dalam bentuk sintetis yang ditujukan untuk orang-orang yang sedang patah hati atau kecewa karena cinta. Tujuan dari konsumsi pil ini adalah untuk menstabilkan kembali otak agar dapat kembali memproduksi endorphine yang cukup bagi tubuh.
Jadi, cowok-cewek di sana sekarang tidak terlalu pusing lagi kalau putus cinta atau patah hati karena bisa segera mengkonsumsi “pil cinta” yang satu ini.
Baca juga: Penyebab Cewek Sangat Suka Berbelanja