Cowok juga Kadang Menangis, Ini Penyebabnya
https://www.naviri.org/2016/01/cowok-juga-kadang-menangis-ini.html
Naviri.Org - Sebenarnya, sebagaimana manusia biasa, cowok juga memiliki kecenderungan untuk menangis, sama halnya seperti cewek. Tetapi “kemungkinan” untuk dapat menangis itu telah ditekan—bahkan semenjak mereka kecil—hingga akibatnya cowok-cowok pun merasa “berdosa” kalau harus menangis atau terlihat menangis. Cowok merasa dirinya tidak cowok atau tidak jantan jika sampai menangis, cowok akan dipandang cengeng dan kecewek-cewekan kalau menangis.
Coba ingat-ingat lagi bagaimana cara orang-orang dewasa ketika menghadapi anak cowok yang tengah menangis. Mereka seringkali mengatakan, “Masa sih anak cowok menangis begitu? Kayak anak cewek aja!” Padahal, menangis adalah hak setiap bangsa, begitu pula hak setiap cowok. Siapa sebenarnya yang menyatakan hanya cewek saja yang dapat dan boleh menangis...?
Mengapa persoalan “cowok menangis” ini sepertinya menjadi berat? Karena orang—manusia—memang (sesekali) membutuhkan menangis. Menangis adalah salah satu cara untuk melepaskan beban, mengeluarkan sesuatu yang menghimpit di dalam diri seorang manusia yang tak bisa dikeluarkan atau disampaikan dengan cara lain. Menangis adalah semacam katup pelepas untuk membebaskan perasaan-perasaan yang mendesak di dalam diri seseorang. Jika katup ini dipaksa terus menutup padahal sesuatu di dalamnya harus dikeluarkan, konsekuensinya bisa menjadi “lebih parah” dibanding hanya sekadar menangis.
Tahu istilah psikopat? Ini objek yang selalu menarik perhatian karena “psikopat” adalah sosok yang kita anggap berbeda dengan diri kita. Film ataupun novel-novel tentang psikopat selalu menarik perhatian karena kita ingin melihat apa yang akan dilakukan bocah psikopat (yang berbeda dengan kita) ini.
Nah, mengapa seseorang sampai menjadi (menderita) psikopati? Salah satu jawabannya karena “katup” di dalam dirinya mengalami macet atau dipaksa macet, sehingga sesuatu yang seharusnya keluar secara wajar malah menjadi sesuatu yang mengendap, mengkristal, untuk kemudian meledak dan membuahkan akibat atau konsekuensi yang malah mengerikan.
Jadi, menangis adalah sehat, bahkan menjadi salah satu tanda bahwa seseorang sehat, tak peduli cewek ataupun cowok. Hanya saja, selama ini kita sudah terbiasa dengan cewek yang menangis, namun mungkin masih kurang terbiasa dengan cowok yang menangis. Pertanyaan intinya, mengapa cowok sampai (terkadang) menangis?
Sebenarnya, alasannya tak jauh beda dengan cewek. Kalau cewek menangis ketika putus dengan pacarnya, cowok juga (ingin) menangis ketika patah hati. Cewek menangis ketika sedih, cowok pun menangis ketika berduka.
Di dalam diri cowok, ada sebuah hormon yang disebut “testosteron”. Testosteron adalah hormon yang menjadikan dan membentuk seorang cowok menjadi cowok—maskulin, kuat, memiliki bulu-bulu di wajah, berotot, dan lain-lain. Nah, tensi hormon testosteron ini tidak selamanya stabil dalam diri cowok. Kalau cewek terkadang mengalami perubahan hormon di kala menstruasi, cowok pun tak jauh beda dengan itu. Ketika tensi hormon testosteron ini menurun, cowok biasanya akan jadi mudah stres, emosional, gampang marah, cenderung gelisah—dan juga cenderung mudah menangis.
Kondisi-kondisi semacam itu sama sekali tak berkaitan dengan usia seorang cowok, karena dalam usia berapapun setiap cowok dapat mengalami naik-turunnya tensi hormon testosteron itu di dalam dirinya—dan itu artinya setiap cowok dapat saja mudah menangis dalam usia berapa saja.
Berdasarkan hasil riset Dr. Gerald Lincoln, salah seorang anggota dewan riset medis dari unit reproduksi manusia di Edinburgh, Inggris, cowok biasanya akan mengalami tingkat penurunan hormon testosteron ini ketika tengah mengalami atau menghadapi sesuatu yang membuatnya bersedih atau kehilangan, semisal putus cinta dengan pasangannya, ditinggal mati oleh orang yang dikasihi, ataupun ketika menghadapi suatu rasa sakit atau penyakit.
Dr. Gerald Lincoln memulai risetnya dengan memperhatikan domba-domba jantan yang menjadi bahan eksperimennya. Domba-domba ini menunjukkan gejala-gejala yang memperlihatkan bahwa ketika hormon testosteronnya meningkat, mereka cenderung birahi dan ekstrover. Tetapi, ketika hormon testosteron mereka menurun, domba-domba jantan ini cenderung menarik diri, mudah gugup atau introver.
Kenyataan semacam itu juga tak jauh beda dengan yang terjadi pada manusia—pada diri seorang cowok. Ada kalanya cowok menjadi sosok yang tegar, kuat, tabah menghadapi sesuatu, namun ada kalanya juga ia menjadi mudah resah, gelisah, emosional, gugup dan ingin menangis. Ini, salah satunya, berkaitan dengan hormon testosteron di dalam dirinya—sesuatu yang memang telah menjadikannya manusiawi—dan sama sekali tak berkaitan dengan apakah dia cengeng atau kecewek-cewekan.
So, kalau Spiderman yang hebat saja menangis, mengapa cowok-cowok biasa dilarang menangis...?
Baca juga: Ini Penyebab Orang Sampai Bunuh Diri karena Cinta