Berusia 12 Tahun, tapi Berwajah 80 Tahun
https://www.naviri.org/2016/01/berusia-12-tahun-tapi-berwajah-80-tahun.html
Naviri.Org - Pastinya akan menyenangkan kalau kita bisa berusia tua tetapi tetap memiliki wajah dan penampilan yang awet muda. Tetapi justru hal yang berkebalikan yang terjadi pada seorang gadis di Cina. Gadis berusia 12 tahun ini justru memiliki wajah dan penampilan seperti orang yang sudah berusia 80 tahun!
Nama gadis ini disamarkan menjadi Yan Yan. Dia lahir di Pan Jin, provinsi Liaoning, Cina. Ketika tumbuh berkembang di masa kecilnya, Yan Yan tidak berkembang sebagaimana umumnya anak-anak. Kulitnya sudah mulai keriput seperti orang yang semakin tua, dan dia memiliki intelegensi seperti bayi alias tidak bisa berpikir sebagaimana umumnya orang yang sudah berusia 12 tahun.
Kondisi semacam itu tentu saja membuat ibunya tersiksa. Nyonya Zhu, ibu Yan Yan, sudah mencoba mencari tahu penyakit apa yang menimpa anaknya, tapi sejauh ini ia mendapat informasi yang masih membingungkan. Sebagian dokter yang dihubunginya menyatakan bahwa Yan Yan mengalami penyakit ‘nao tan’ atau kelumpuhan otak, sementara sebagian lagi menyebutkan kalau anaknya mengalami penyakit penuaan dini.
Pada waktu Yan Yan berusia 1 tahun, para dokter sudah menyatakan diagnosis penyakit ‘nao tan’ tersebut. Kemudian, seiring pertumbuhannya, Yan Yan semakin tumbuh menua seperti orang lanjut usia. Badannya sendiri kurus dan tidak tinggi, kedua matanya cekung, rambutnya kaku, dahinya dipenuhi kerutan, jari-jarinya kurus, sementara kulit tubuhnya berkeriput seperti orang yang sudah berusia 80 tahun.
Karena kondisinya yang aneh itu, maka kemana saja Yan Yan digendong ibunya selalu menjadi pusat perhatian orang.
Nyonya Zhu melahirkan Yan Yan pada tangal 8 Maret 1994 setelah hamil sembilan bulan sejak tahun 1993. Yan Yan lahir dengan bobot 3,25 kilogram, dan pada waktu itu kondisinya tampak normal semua. Tetapi, ketika mulai berusia 1 tahun, Yan Yan sepertinya tidak berkembang sebagaimana umumnya anak-anak lain. Intelegensinya tidak berkembang, dan tidak bisa berjalan dengan tegak.
Ketika anak-anak seusianya seharusnya dapat berdiri dan berjalan dengan tegak, Yan Yan malah berdiri dengan ujung jari kakinya, sementara tumitnya terangkat dan tidak menyentuh tanah. Pada waktu itu, Nyonya Zhu sudah mencoba membawa Yan Yan ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi kesehatan anaknya, dan di waktu itulah dokter mendiagnosa Yan Yan terkena ‘nao tan’ atau kelumpuhan otak.
Pada bulan Mei 1996, Nyonya Zhu bercerai dengan suaminya, dan Yan Yan yang berusia tiga tahun pun kemudian dirawat oleh neneknya, sementara Nyonya Zhu bekerja.
Kemudian, pada tahun 2000, nenek Yan Yan meninggal, dan dia kembali dirawat ibunya sepenuhnya. Pada waktu itulah Nyonya Zhu mulai mendapati penuaan dini pada anaknya, dan kondisi itu terjadi secara cepat.
Pada waktu itu pula, kulit Yan Yan berubah keriput, dan tinggi badannya yang hanya 1 meter tak pernah tumbuh lagi. Berbeda dengan orang umumnya, sepasang kaki Yan Yan memiliki ukuran dua kali lipat dari anggota badan bagian atas. Panjang kakinya 60 centimeter, sedangkan tubuh bagian atas 30 centimeter, dan bagian leher ke atas hanya sepanjang 10 centimeter.
Semakin hari, kondisi Yan Yan bukannya semakin bertumbuh atau semakin baik, tapi malah semakin mundur dan semakin parah. Pada usianya yang ke-12 tahun, Yan Yan tidak lagi berselera makan, dan berat badannya yang semula 11 kilogram kemudian turun menjadi 9,5 kilogram. Setiap hari ia hanya bisa memakan satu atau dua sendok nasi, dan minumnya hanya sesondok dua sendok.
Selain itu, jika sebelumnya Yan Yan masih bicara sepatah dua patah kata, semakin hari Yan Yan semakin sulit bicara. Bahkan untuk berdiri pun dia sepertinya makin kepayahan. Pada waktu berusia 7 tahun, gigi baru Yan Yan tumbuh. Tetapi pada usia 12 tahun, semua giginya telah tanggal, persis seperti orang berusia lanjut.
Dengan tujuan untuk dapat mengobati dan menyembuhkan penyakit putrinya itu, Nyonya Zhu sudah mengusahakan segala cara dan membawa anaknya ke berbagai rumah sakit, tetapi hasilnya tetap belum tampak. Ketika diwawancarai, Nyonya Zhu menceritakan, “Untuk mengobati penyakitnya selama ini, saya telah menghabiskan 30.000 yuan lebih (sekitar Rp. 33 juta), dan sekarang saya tidak sanggup lagi membawanya ke rumah sakit besar untuk berobat.”
Untuk tujuan agar dapat merawat putrinya pula, Nyonya Zhu pun terpaksa keluar dari pekerjaannya, dan hanya mengandalkan uang asuransi sebesar 215 yuan yang tidak seberapa setiap bulannya dari pemerintah, untuk bertahan hidup.
Kini, harapan terbesar Nyonya Zhu hanyalah ingin mengetahui apa sebenarnya penyakit yang menimpa putrinya itu. “Saya ingin tahu, apa sebenarnya penyakit yang diderita putri saya, dan apa penyebab penyakit tersebut?” katanya. “Banyak orang yang mengatakan, bahwa penyakit yang diderita putri saya adalah penuaan dini. Namun, belum pernah ada bagian kedokteran berwenang yang melakukan pembuktian terhadap keadaan penyakit putri saya.”
Karena itu pula, Nyonya Zhu pun bertekad akan bersedia memberikan putrinya sebagai bagian penelitian ilmu kedokteran, jika ada badan kedokteran yang memang ingin meneliti secara lebih jauh mengenai penyakit yang diderita anaknya itu, untuk dapat menemukan penyebab penyakitnya.
Secara medis, penuaan dini atau kadang disebut ‘progeria’ adalah penyakit yang langka, dan penyakit ini menjadikan anak-anak usia puluhan tahun mengalami gejala penuaan yang sangat cepat, bahkan hingga sampai mengakibatkan kematian. Penuaan dini pada anak-anak tidak disebabkan karena keturunan, melainkan disebabkan oleh suatu mutasi gen putih telur yang disebut LMNA (Lamina) di dalam tubuh.
Rasio timbulnya penyakit penuaan dini pada anak-anak adalah 1/8.000.000. Sedangkan kecepatan penuaan anak-anak yang mengidap penuaan dini adalah 10 kali lipat anak-anak normal.
Baca juga: Bayi Kembar tapi Beda Hari dan Beda Zodiak