Memahami Rahasia Hati Cowokmu (8)

Naviri.Org - Jadi, kalau kamu tengah menghadapi situasi yang tidak mengenakkan dengan cowok ini, jangan takut untuk mengatakan, “Dulu, sebelum aku mengenalmu, aku mengira kalau mencintaimu adalah sesuatu yang indah—namun ternyata aku keliru. Jadi, kalau kamu ingin aku tetap mencintaimu, tolong…tolong yakinkanlah aku bahwa aku tidak keliru mencintaimu…”

Ucapan seperti itu—atau setidaknya yang mirip-mirip seperti itu—bukanlah ucapan provokatif yang akan semakin membuatnya marah dan meledak, namun ucapan yang lebih bersifat menyentuh, yang akan membuatnya sadar.

Kesimpulan Tipe H

Pernahkah kamu mendengar istilah ‘diam-diam menghanyutkan’? Nah, cowok Tipe H ini adalah sosok yang tepat mewakili ungkapan itu. Ini adalah cowok yang nampak tenang di permukaan, namun beriak dan bergelombang di kedalaman. Saat berhadapan dengannya, kamu seperti melihat bahwa dia tak akan peduli kalau umpama besok pagi dunia ini sudah kiamat atau nanti sore Perang Dunia Ketiga akan berkobar. Tetapi hatinya…? Sesuatu yang bergelombang, bergemuruh dan berkobar-kobar terjadi setiap saat di dalam hatinya.

Apa yang terjadi dengan cowok ini…?

Dia, dalam perjalanan hidupnya yang panjang sejak masa kecil, telah terbiasa dengan penolakan, sikap merendahkan, perilaku menyalahkan sekaligus juga perbuatan-perbuatan orang lain yang tidak menyenangkannya. Jadi, cowok ini sudah terbiasa ditolak, disalahkan, direndahkan, dicibir, diejek, ataupun diperlakukan dengan buruk oleh orang lain; mungkin kawan sekolahnya, gurunya, kakak-kakak dan adik-adiknya, atau bahkan oleh orangtuanya.

Karenanya, cowok ini pun telah terbiasa menyimpan perasaan-perasaannya, terbiasa memendam isi hati dan pikirannya, telah terbiasa untuk ‘tidak menjadi apa-apa’. Baginya, yang pantas untuk menjadi sang juara bukanlah dirinya. Yang layak untuk menjadi sang pemenang adalah orang lain. Yang paling tepat untuk menjadi si hebat adalah siapapun—selain dirinya. Dimana pun berada, sosok cowok ini bisa dikatakan sebagai ‘bukan apa-apa’ dan jarang dilihat atau dipandang oleh orang lain.

Tetapi, sebagaimana yang diajarkan oleh psikologi, setiap orang butuh aktualisasi untuk menunjukkan eksistensi dirinya—dan begitu pula dengan cowok ini. Karena saluran aktualisasinya dihambat (semenjak ia masih kecil), maka dia pun kemudian menyalurkannya dengan cara yang mungkin lebih berbahaya; dia cenderung menjadi sosok yang licik, licin, cerdik, dan tahu betul bagaimana cara mengeksploitasi orang lain demi keuntungan dirinya.

Dia tak peduli kalau yang menjadi sang pemenang adalah orang lain—selama kemenangan itu adalah kehendaknya. Dia tak mau ambil pusing kalau yang menjadi si hebat adalah orang lain—selama kehebatan itu dilahirkan oleh otaknya.

Ketika menjalin hubungan dengan seorang cewek, ciri paling khas dari cowok ini adalah sikapnya yang amat pasif dan posesif. Di permukaan, dia lebih dari sekedar ‘biasa-biasa saja’—dia terkesan ‘sangat biasa-biasa saja’. Karenanya, dibutuhkan suatu sentuhan keajaiban untuk dapat mengeluarkan sesuatu yang ada di jauh lubuk hati terdalamnya. Mungkin cowok ini menyimpan kejeniusan—dan kamulah (beserta cinta, empati serta maaf dan kesabaranmu) yang akan mengeluarkan kejeniusannya.

Karenanya, kalau kebetulan kamu berpasangan dengan cowok ini, jangan ragu untuk sesekali memotivasi dirinya untuk melakukan sesuatu dengan menyatakan kepadanya, “Aku tahu kamu bisa melakukannya. Aku percaya kamu mampu…aku selalu percaya kepadamu…”

Baca juga: Fakta Tentang Cowok yang Jarang Diketahui Cewek