Cowok juga Manusia
https://www.naviri.org/2015/12/cowok-juga-manusia.html
Naviri.Org - Kita tentunya sudah akrab dengan sesuatu yang disebut sebagai ‘katurangganing wanita’ atau literatur yang membahas tentang seluk-beluk kaum wanita alias kaum cewek yang mengungkapkan watak, karakter dan kepribadiannya. Selama bertahun-tahun para cewek bertanya-tanya, mengapa ada buku atau literatur yang disebut ‘katurangganing wanita’ namun tak pernah ada ‘katurangganing pria’ atau ‘katurangganing cowok’?
Hal itu terjadi, mungkin disebabkan oleh karena alasan kultur yang selama ini berlaku di negara atau di dalam kebudayaan kita, yakni kultur yang menempatkan cowok sebagai pihak yang ‘memilih’ dan cewek sebagai pihak yang ‘dipilih’. Itulah barangkali sebab yang kemudian menjadikan orang-orang (yang menulis literatur ‘katurangganing wanita’) lebih menitikberatkan penelitian mereka terhadap kaum cewek dibanding kaum cowok. Jadi, kalau ditinjau dari sudut pandang ini, maka literatur ‘katurangganing wanita’ itu tak ubahnya seperti ‘buku manual’ atau buku pegangan bagi para pria atau kaum cowok dalam menilai watak dan karakter seorang cewek sebelum ia ‘memilihnya’.
Namun sekarang jaman telah berubah dan kultur antara ‘memilih’ dan ‘dipilih’ itu sepertinya sudah tak relevan lagi jika diterapkan secara konservatif. Cewek telah mengenal apa yang disebut sebagai emansipasi, kesadaran akan kesetaraan gender, dan cewek pun bukan lagi pihak yang hanya pasif berdiam diri untuk menunggu ‘dipilih’ cowok.
Seiring dengan kebebasan yang telah diraih oleh kaum cewek (kebebasan untuk menyatakan kesadaran dan kemandirian gendernya) cewek juga menyadari bahwa dia juga memiliki hak untuk memilih, alih-alih hanya sekedar menjadi ‘benda’ atau objek yang dipilih. Karenanya, pada saat ini, cewek juga punya hak untuk menerima atau menolak setiap pinangan atau pernyataan cinta yang datang kepadanya; cewek juga memiliki hak untuk secara aktif memilih pasangan bagi hidupnya—dan di dalam aktivitas memilih itu, cewek pun memiliki hak untuk memilih yang ‘terbaik’.
Karenanya pula, rasanya relevan kalau sekarang juga dibutuhkan suatu literatur yang dapat dianggap sebagai semacam ‘katurangganing pria’ atau ‘katurangganing cowok’ agar kaum cewek juga memiliki semacam ‘buku manual’ untuk dapat memilih pasangannya secara lebih baik dalam upaya untuk mendapatkan yang ‘terbaik’.
Sebagaimana seorang cowok memilih seorang cewek untuk menjadi kekasihnya yang ia harapkan dapat mendampingi hidupnya sampai akhir hidup, cewek juga tidak bisa memilih seorang cowok untuk menjadi kekasih dan pendamping hidupnya hanya dengan melihat tampilan fisiknya semata-mata.
Ada hal-hal lain yang tak kasatmata di balik fisik itu yang juga harus dicermati sebelum menjatuhkan pilihan agar tidak salah pilih. Dan penilaian atas watak serta karakter seorang cowok seharusnya menjadi prioritas utama dalam menjatuhkan pilihan itu, karena watak serta karakter inilah yang seringkali menjadi sesuatu yang ‘abadi’, dalam arti tak bisa diubah, bahkan seringkali menjadi sesuatu yang permanen dalam diri seseorang.
Lebih dari empat abad yang lalu, Hippocrates yang dianggap sebagai pakar kedokteran pertama di dunia, telah menyatakan hal itu; bahwa watak dan karakter seseorang adalah sesuatu yang telah tertanam dalam dirinya semenjak dilahirkan, dan sulit diubah, bahkan oleh pendidikan ataupun lingkungan hidupnya.
Keindahan fisik dan wajah yang rupawan mungkin semakin berubah dan berkurang seiring dengan bertambahnya usia, namun watak dan karakter—tidak. Karenanya, sekali lagi, pilihan atas watak dan karakter yang baiklah yang sesungguhnya perlu menjadi prioritas utama dalam menjatuhkan pilihan sebelum berakhir dengan penyesalan karena salah dalam memilih.
Rangkaian artikel mengenai cowok di situs ini ditulis dalam rangka untuk itu, yakni memberikan secercah pengetahuan kepada kaum cewek untuk lebih dapat menilai watak, sifat dan karakter seorang cowok, ditinjau dari ciri-ciri yang dapat dilihat secara kasatmata, dan juga beberapa ciri yang mungkin tak kasatmata. Namun, karena cowok juga manusia yang memiliki beberapa kelebihan sekaligus juga beberapa kelemahan, maka tentunya dibutuhkan suatu penerimaan sekaligus empati dan maaf untuk menerima kelemahan-kelemahannya, sebagaimana kita menghargai mereka untuk kelebihan-kelebihannya.
Semoga rangkaian artikel tentang cowok di situs ini cukup membantu memberikan pengetahuan yang diharapkan, semoga pula uraian yang ada dapat lebih membantumu untuk memilih dan mendapatkan yang ‘terbaik’. Akhir kata, sekali lagi, marilah kita belajar introspeksi, dan marilah belajar untuk lebih saling memahami.
Baca juga: Kepribadian Cowok Berdasarkan Cara Pipis